Sabtu, 05 Desember 2015

Surat untuk Hilal – Mulai Terbiasa


            Hilal, apa kabar? 

            Rasanya aneh sekali ya kalau kutanyakan kabarmu. Setelah hari itu aku mulai berpikir untuk mengobrol juga denganmu. Meski tidak lewat lisan, tapi lewat tulisan. Hari itu aku ingin mulai bercerita banyak kepadamu? Kau tidak keberatan bukan?

            Sudah hampir satu bulan aku tidak menyapamu, dan malam ini aku datang untuk bercerita tentang suatu hal, Hil.

            Aku Mulai Terbiasa.

            Mulai terbiasa tidak makan? Yang ini tidak mungkin. Terbiasa untuk mengurangi nasi? Bisa jadi, tapi intensitasnya jadi lebih sering meski sedikit-sedikit. Maka tak heran kalau badan ini masih tetap saja bulat. Tai gapapa kan? Katamu yang penting sehat -_-

            Hil.

            Ketika kau bersuara namun tak didengar, apa yang kau rasa? Ketika kau bertanya namun tak ada yang menjawab. Apa yang akan kau lakukan? Dan ketika kau bilang sesuatu dan tak ada yang merespon apakah kau akan bersedih.

            Aku ingin tahu, bagaimana bila kau dalam posisi tak didengar, tak dijawab dan tak di respon dalam suatu kelompok. Untung sekali dulu tak pernah kau kenal yang namanya dunia maya. Dunia yang terasa begitu berisik meskipun tak ada gelombang suara yang bergerak. Dunia dimana kita merasa punya banyak teman, namun kenyataannya kita duduk sendirian sambil memegang hp dengan kedua tangan.

            Tertawa, tanpa ada lawan bicara. Maksudku benar-benar bicara. Bukan berbicara dengan jari.

            Hil.

            Pada mulanya tidak begitu mengenakkan ketika kita bersuara, namun tak ada telinga yang menangkap. Aku kadang sedih hil, kadang juga merasa ada manusia-manusia supel abis dan aku tidak.

            Hil.

            Aku salah, dan aku tahu aku salah. Aku memang tidak sesupel mereka. Manusia biasa yang sekarang justru ingin bercerita banyak denganmu melaui tulisan. Aku tidak sepopuler dirinya. Yang kutahu, bahwa diri ku dan dirinya masing masing berbeda.

            Hil.

            Aku sudah terbiasa.
            Dan aku tidak akan memposting apa apa lagi di sana.

            ***

Apa yang akan kau lakukan jika diposisiku sekarang, Hil?
Di sini begitu ramai dengan pemira, dan tak ada respon terkait buku. Mungkin memang anakmu ini selalu di jalan sendirian.



7 komentar:

  1. Jangan berekspektasi jika tidak ingin kecewa, :) tapi memang sulit untuk tidak mengharap jawaban ketika bertanya. haha ...

    Tapi seketika kita tidak mengharap jawaban ketika bertanya, jawaban akan datang dalam bentuk lain.

    Kita tahu, kita punya Allah :" (edisi sok bijak, haha)

    Semangat irkham!

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang kudunya aku belajar untuk tidak berkespekstasi ya, mungkin hidupku akan jadi lebih sedikit kecewa sama orang :"

      Hapus
  2. buktinya ada yg beli buku Irkham, haha tetap semangat Kham. Mungkin chatnya gak kebaca karena terlalu banyak chat.

    BalasHapus
  3. kalau kata orang sih pintar-pintar kita berperasangka kham, hehe

    BalasHapus