Senin, 29 Juni 2015

SURAT CINTA


Kalau ada seseorang yang menuliskan surat cinta kepadamu, bahkan sebelum kau bertemu dengannya. Apa perasaanmu?

Kalau ada seseorang yang menghadiahkan sebuah buku untukmu, bahkan ketika kau belum tahu cara membaca, apa perasaanmu?

Dan ternyata, ada yang lebih keren lagi. Dia menuliskannya bukan kemarin, seminggu lalu, ataupun setahun lalu. Dia membuat tulisan tersebut khusus untukmu, bahkan ketika kau belum melihat dunia ini melalui mata indahmu. Berisi 114 surat cinta yang ia tuliskan bahkan sebelum kita semua ada disini. Khusus untukmu, dijaga kemurniaannya untuk sampai ke tanganmu.

Surat tersebut spesial dihadiahkan untukmu. Surat cinta dengan diksi terindah, jawaban atas masalahmu, dan bahkan di surat itu tertuang pula peringatan-peringatan untukmu.

Aku tak sanggup membayangkan betapa cintanya si Pembuat Surat itu kepadamu.

Ayo kita baca bersama surat-surat itu.

114 Surat Cinta spesial untukmu.

Minggu, 28 Juni 2015

Kebahagian dengan Mengingat Dirimu



Aku tak tahu seperti apa bentuk kebahagiaan. Apakah dia berwujud seperti mawar di tengah rumput padang hijau. Ataukah akan mampir dalam hati ketika menemukan mutiara di tengah hitamnya minyak. Andai dia memiliki wujud.seperti apakah rupanya. Warna apa yang dia pakai.

Aku tak tahu kebahagiaan itu macam apa. Tapi dengan mengingat Dirimu ada semacam perasaan tenteram di dada dan rasa sesak secara bersamaan karena takut diriku ditinggalkan oleh Dirimu. Hanya mengingat Dirimu, seolah rasa berat sesak yang menghujam hati rontok satu per satu.

Aku bahagia, menjadi maha kecil dari maha kebesaran dirimu. Karena dengan itu, ada tempat diriku bergantung. Ada tempat dimana aku bisa cerita banyak dan dirimu memberikan solusi yang kadang tidak masuk dalam pikiranku sedikitpun. Tak bisa diprediksi namun selalu indah.

Mungkin karena bengalnya diriku aku sering lupa untuk menyebut namamu. Lupa bahwa dirimu selalu memperhatikanku bahkan ketika aku tidak memikirkanmu sedikitpun. Sibuk mengejar kebahagiaan lain macam prestasi, teman, kesibukan, pengaruh bahkan konyolnya hanya mengejar sanjungan orang.

Aku lupa bahwa bahagia itu hanya dengan mengingatmu. Mendekatimu sehingga dirimu akan lebih perhatian kepadaku, meski dirimu sama sekali tidak membutuhkan perhatian dariku sedikitpun. Bukankah ada jutaan pencintamu yang lebih mencintai dirimu daripada caraku mencintaimu. Ah bahkan aku sering mengecewakanmu bukan. Membuatmu cemburu dengan melakukan apa yang kau tidak suka. Berulang-ulang dan bodohnya lagi aku selingkuh, berharap kebaikan dari selain dirimu.

Kau juga memberikan jalan bagaimana aku bisa mencintai dirimu. Kau menawarkan surat-surat cinta terindah yang pernah dibuat. Surat yang kau tuliskan sebagai buku panduan untuk lebih dekat denganmu. Melamarmu. Kadang dengan surat yang kau tuliskan membuatku merasa lebih baik, dan kau isi suratmu dengan peringatan-peringatan kalau aku berpaling. Tapi sungguh indah wahai dirimu, kau selalu menawarkan maaf kepada kami, para pencintamu.


Maka ijinkanlah diriku berbahagia, cukup dengan mengingat dirimu.

Sabtu, 27 Juni 2015

Konyol



Konyol
Ketika ku mengira bahwa masuk di sekolah favorit, mendapatkan pendidikan dengan guru-guru terbaik, dan masuk dalam kampus dan jurusan top level akan membuat diriku berubah menjadi lebih baik. Berharap demikian karena memang logikanya demikian harusnya. Tapi nyatanya tidak.

Konyol.
Ketika ku mengira berada di lingkungan terbaik, bersama dengan orang-orang terpilih, dibina, diasramakan akan membuat hidupku lebih baik. Berharap demikian karena memang logikanya demikian harusnya. Tapi nyatanya tidak.

Konyol
Ketika ku mengira, berkenalan dengan orang-orang hebat, dimentori oleh orang-orang luar biasa akan membuat hidupku lebih baik. Logikanya demikian, tapi nyatanya tidak.

Konyol.
ketika ku mengira menemui seorang psikolog untuk belajar banyak hal, menganalisa kekurangan diri sehingga ku berharap dengannya hidupku lebih baik. Tapi nyatanya tidak, meski logikanya harusnya demikian.

Konyol.
ketika kita mengira sebuah organisasi ataupun forum akan membuatku pandai berbicara, pandai bertutur kata dan membuat diriku lebih baik. logikanya demian, tapi nyatanya tidak.

Konyol
Ketika ku mengenal seorang penulis, berharap bisa belajar banyak darinya tentang menulis sehingga aku bisa menulis dengan nyaman dan lancar, tak tersendat-sendat seperti sekarang. Logikanya demikian, tapi nyatanya tidak.

Konyol memang, ketika benih-benih itu muncul, benih berharap ada suatu keadaan yang mampu membuat diriku berubah.
Konyol memang, logika berbicara ketika bertemu orang terbaik, tempat terbaik, pendidikan terbaik, maka diriku akan jauh lebih baik. Tapi nyatanya tidak, meski logikanya demikan.

Berharap ada pahlawan datang dan menarikmu dari lubang besar hitam adalah hal yang melelahkan. Dan bahkan pahlawan itu tidak benar-benar ada. Berharap akan ada markas tercanggih untuk belajar dan mencari pengalaman, tapi markas tersebut tidak merubahmu jadi ahli tempur pembela kebenaran. Berharap ketika satu tim dengan orang-orang terbaik, maka akan bisa belajar dari banyak hal.

Tidak….
Pahlawan itu tidak akan pernah datang, dia tidak tiba-tiba turun dari langit kemudian mengulurkan tangan. Dia tidak berwujud manusia serba bisa dengan kemampuan yang kau dambakan. Sehingga kau berharap mendapat bimbingan langsung dari pahlawan yang kau impikan.

Pahlawan yang benar-benar bisa menolongmu adalah satu. Ia adalah dirimu sendiri. Tinggal kau mau membangunkannya atau tidak, atau berpikir untuk menunggu lagi kedatangan orang superhero dalam kehidupanmu? Berharap ada seseorang yang memberikan gelang yang bisa berubah jadi manusia lebih kuat, tangguh, brilian dan pembasmi kejahatan macam power rangers?

Pahlawan yang bisa mengubahmu Cuma satu.
Dirimu sendiri, diriku sendiri.

Jadi berhentilah untuk berharap
Berharap jika aku bertemu dengan….. maka kehidupanku akan lebih baik.
Berharap jika aku berada di ….. maka kehidupanku akan lebih teratur
Berhentilah berharap pada mereka, pada keadaan.

Berharaplah pada Allah dan dirimu
Perubahan itu berasal dari hati, dan mintalah hati kepada Pemilik Hati jika aku tidak punya.


Berhenti bergantung pada orang.

Rumah


           
Rumah adalah tempat dimana kita bisa bertemu keluarga bukan? Sampai umur yang sekarang, aku hanya menemukan satu rumah. Tempat dimana aku bisa menjadi diriku seutuhnya dan tenang menjadi diri sendiri apa adanya. Bangunan itu berlokasi di desa sidorejo kecamatan comal.

Definisi rumah memang nampaknya terbatas dengan dimensi ruang. Namun, tak peduli ada tempat itu atau tidak, bagiku rumah adalah ketika kita bisa berkumpul bersama keluarga. Entah itu keluarga dari hubungan darah. Ataupun keluarga dari saudara.

Rumah adalah tempat yang selalu kau rindukan untuk pulang.

Sampai hari ini, hanya ada satu rumah dalam hatiku. Rumah tempat dimana orang tua dan kakak-adikku tinggal. Meski tempat yang kusinggahi sekarang berganti nama “rumah”, tetap saja, ini belum kusebut rumah.

Tak perlu kau tanya pula kenapa?

Jika kita berada di tempat yang menerima kita,

harusnya kita akan merasa tenang untuk melakukan hal yang mustahil.

Kamis, 25 Juni 2015

Apa Arti Menjadi Diri Sendiri



Apa artinya menjadi dirimu sendiri?
Membedakan dirimu sendiri dari orang lain
Di sampul majalah yang ada pada sebuah toko
Tiba-tiba aku melihat tulisan itu

Apa artinya menjadi dirimu sendiri
Saat anak anak aku tidak peduli hal itu
Marah jika aku tidak menyukai sesuatu
Jika menyukai sesuatu aku akan bilang aku menyukainya

Kita ini pasti akan berubah
Hal berharga yang ingin kita lindungi juga berubah
Dari harta karun yang tak perlu penjelasan
Menjadi perilaku sosial yang kita terima hanya untuk dipahami

Semakin kita dewasa
Kita semakin menjadi makhluk yang penuh penyesalan
Tapi, meskipun begitu
Pasti ada sesuatu yang akan kau dapatkan

Karena itulah aku akan menjadi diriku sendiri
Dan kau akan menjadi dirimu sendiri juga
Sejak awal itu bukanlah
Sesuatu yang harus kita cari

Aku bukanlah dirimu
Dan kau juga bukan diriku
Kita membentangkan dan menggabungkan tangan kita
Di sanalah cinta itu akan muncul
Begitulah caranya

Menjadi diri sendiri itu sebenarnya seperti apa?
Kita semua memiliki sesuatu yang tak tergantikan
Tidak ada yang salah dengan kehidupan yang selalu berubah


-Barakamon-


Selasa, 16 Juni 2015

Mengunjungi Rumah

Hampir tiap aku memeriksa rumah tulisanmu. Menengok melalui jendela, apakah sudah ada tulisan baru disana. Tulisan yang kau utarakan dari pikiranmu. Ah iya, bahkan aku sekarang lebih tertarik dengan tulisanmu daripada rumah tulisan penulis terkenal lain. Tere Liye, Azhar Nurun Ala, dan penulis lain yang aktif menulis di rumah mereka. menulis apa yang mereka pikirkan.

Mungkin karena kali ini aku benar-benar bisa kenal kepada si pemilik rumah,tidak hanya menjadi fans yang aku tahu beliau-beliau, tapi bahkan beliau pernah melihatku pun tidak.

Mungkin juga karena aku bisa benar-benar belajar dari si pemilik rumah. Bertanya langsung apa-apa yang tidak bisa kupahami dari tulisanmu, meski aku tak pernah bisa bertanya melalui tatap muka. hanya mengetikan jemariku lewat pesan WA.

Tapi itu sudah cukup untuk ku bisa belajar menulis sepertinya.

Merindukan tulisan seseorang ternyata juga menyenangkan, mendapat pelajaran baru dari barisan kata yang kau susun. Tidak selalu indah pemilihan diksinya memang, tapi indah karena aku tahu kau menuliskannya jujur.

Aku selalu merindukan tulisanmu. Setidaknya memastikan satu hal...

Kalau kau dalam keadaan sehat untuk menuliskannya,



Yogyakarta, 17 Juni 2015
10.14
Cita-cita yang bertambah
H-2 jam Ujian Kalor Massa


Jumat, 12 Juni 2015

Halo Apa Kabar?

Halo Apa Kabar?

Meski pertanyaanmu tidak ditujukan untukku,

Jika kau tanya apa adil itu, aku juga tidak mengerti
apakah dikatakan adil kala kita membagi waktu kita sama rata?
Kuliah, organisasi, asrama, kekeluargaan?

Ahhh, aku jujur tidak tahu...
Tapi, beruntung karena kau memikirkan telah berlaku adil atau tidak
Karena itu berarti kau masih peduli
Bahkan di kala banyak orang yang memutuskan tidak peduli
Yang penting urusan pribadinya selesai
Termasuk aku...
Aku yang sama sekali jauh dari adil dalam membagi waktu

Hanya ingin berharap,
Bahwa apa yang kita lakukan hari ini, detik ini pastikan ada manfaatnya


Masa lalu adalah pelajaran
Masa depan adalah Harapan
Dan waktu terbaik adalah SEKARANG

Yogyakarta, 12 Juni 2015
Antara Kau, Waktu dan Kungfu Panda 2

Selasa, 09 Juni 2015

Jumat, 05 Juni 2015

Pemenang Telah Ditentukan



“Checkmate” seru Rehan kepada adiknya.

Lelaki itu menatap adiknya bingung. Menggaruk bagian pelipis yang sebenarnya tidak gatal.

Adiknya Lana tertunduk lesu sekarang. Rambutnya tergerai ke depan. Dari sudut matanya terjun bulir air mata yang mendarat tepat di tangannya yang mengepal. Sesekali punggung tangan anak itu ia gunakan untuk mengusap air matanya.

“Kenapa kak aku selalu kalah dalam catur melawan kakak? Tiga kali pertandingan dan Lana kalah terus” tangannya sekali lagi mengepal, seolah ingin meninju lelaki yang ada di depannya. Mereka hanya terpisahkan antara papan catur dan meja, jadi cukup untuk melayangkan pukulan jika Lana mau. Tapi gadis itu tidak pernah melakukannya.

Lana masih terisak.

“Lana, kau tahu akan sesuatu hal?” pemuda itu sekarang beralih, menggeser tempat duduknya ke samping Lana. mengacak-acak rambut adiknya dengan lembut.

“Pertandingan sudah dimenangkan bahkan sebelum pertandingan itu dimulai. Kakak tidak perlu menjelaskan bagaimana itu bisa terjadi kan? Kakak memang menyukai melihat Lana menang, tapi kakak jauh lebih menyukai Lana yang selama ini bekerja keras dan tidak pernah menyerah.”

“Masih mau menangis karena kalah atau mau bangun dan belajar? Bukankah minggu depan kampusmu ujian? Ayo kita menangkan dirimu bahkan sebelum ujian besok dimulai. Ayo kita belajar bersama. Menumbuhkan sayap pada dirimu agar kau bisa terbang jauh ke angkasa, menebar kebaikan. Kita berdua masih punya waktu”

“Kak” Lana mengusap mata dengan kedua tangannya. Mengambil buku Kreyzig dari tas hitam miliknya.

#CerminSKIJTMI
#H-6

Selasa, 02 Juni 2015

Senin, 01 Juni 2015