Minggu, 25 Oktober 2015

Suatu Pagi 26 Oktober 15


Ketika kau merasakan senang dan sesak di dada di waktu yang sama
Merasa begitu gugup dan tenang di detik yang sama.
Badan merinding hanya ingin memeluk bantal.
Tetiba ingin berteriak kala tahu kabarnya.

Mungkin aku bisa bilang bahwa detik itu juga kau sedang jatuh cinta.

            

Sabtu, 24 Oktober 2015

Kenapa Harus Nanti



            Kami tengah duduk di ruangan sekre. Membicarakan banyak hal yang telah kita alami selama bertahun-tahun ini. Bernostalgia merangkai kisah sehingga patut untuk di kenang. Kami membicarakan banyak peristiwa, sehingga tak sadar bahwa snack kiloan yang terdapat di tengah-tengah kita sekarang hanya menyisakan beberapa butir saja.

            Album-album berisi gambar-gambar momen istimewa terpampang jelas di benak-benak masing masing yang bercerita di sana, tak perlu benar-benar ditampilkan jelas di lembaran kertas atau cahaya proyektor. Semua masih melekat jelas di ingatan.

            “Allahu Akbar-Allahu akbar…”

            Adzan dhuhur berkumandang, semua yang disana hening sejenak. Barangkali dengan suara panggilan ini bisa menentramkan hati-hati yang kadang sering merasa gelisah dan gundah tanpa sebab.

            “Yuk berangkat…”
            “Kemana?”
            “Nah noh dipanggil kan tadi?”
            “Aku nanti aja deh, jam setengah satu-an”
            “Kenapa harus nanti, kalau dilakukan sekarang paling 15 menit, kalau dilakukan nanti juga sama 15 menit. Pahalanya gedean yang sekarang lagi”
            “Hmmm…”

            Teman yang satu itu berbaring sejenak. Menempatkan kedua telapak tangannya untuk menumpu kepala yang sekarang sempurna menghadap ke atas. Kaki kanan ia tekuk-kan di atas kaki kiri. Ia justru memejamkan mata.

            Lima detik kemudian ia meloncat dari tidurnya. Mirip gaya bruce lee dalam film-film action Asia.

            “Siapa yang tahu kalau umurku bisa nyampe jam setengah satu nanti”

*24 Oktober 2015
Kamar Pecinta Kucing
Inspirasi : Cerita Dekan + obrolan kamar pecinta kucing




Jumat, 23 Oktober 2015

Tulisan Dulu - Romy dan July

Pernah baca cerita romeo dan juliet?

Pasti pernah lah ya, cerita yang menceritakan tentang kesetiaan antara sepasang kekasih yang akhirnya berakhir dengan tragedi meminum racun hingga mereka berdua meninggal bersama-sama.

Pada kesempatan kali ini, saya bermaksud untuk menceritakan kisah romeo dan juliet tersebut, namun dengan cerita yang agak berbeda.

Tersebutlah seorang gadis belia bernama julia. 2 kali menjalani program akselesari membuat july jauh lebih muda dibanding teman-teman SMA nya. Tidak hanya itu, memang jika dilihat dari perawakannya, July memang lebih nampak seperti anak kecil. Oh ya, july sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA ANTASENA, Yogyakarta.

Rasa suka di masa remaja memang bak jamur yang tumbuh di musim hujan. Yah, July menyukai seorang teman kelasnya, Romeo (selanjutnya akan dipanggil Romy saja biar nggak ribet). Romy bisa dibilang memang bintangnya sekolah, selain pintar, sederhana, santun dan elok nian rupanya. Membuat semua wanita jatuh hati padanya.

Segala upaya telah July lakukan untuk mendapat perhatian dari si Romy, dan semuanya gagal. Bukan karena si Romy tidak peka. Melainkan usahanya gagal karena ulah si July sendiri. teringat jelas apa yang diutarakan teman-teman yang syirik tentang dirinya.

“Romy tidak akan tertarik padamu, lihat dirimu, meski cantik, kau terlihat mungil, nampak bahwa kau masih seperti bocah ingusan kemarin sore.” Dan tanpa sadar, July mengiyakan dan menanamkan pemikiran itu ke tanah hati terdalamnya, dan terus menerus menaburi pupuk pikiran negatif yang justru membuat dirinya hanyut dalam rasa ketidakberdayaan.

“Andai aku orang kaya dan tubuhku seperti teman-temanku yang nampak kayak orang dewasa, pasti Romy akan terpikat oleh pesonaku.”

Karena ini merupakan cerita fiksi, maka datanglah sesosok peri yang baik hati menawarkan untuk mengabulkan apa yang July pinta tadi.

“Cling.... cling.... cling....”
Tampak di depan cermin sesosok gadis yang amat cantik, anggun, badannya lebih tinggi dan begitu banyak daya tarik yang terpancar dari pesonanya.

Seisi sekolah gempar melihat perubahan mendadak yang dialami July, “Lihatlah si July itu, sekarang dia berangkat naik mobil BM* dan dia bukan lagi hamster imut nan mungil melainkan seekor angsa yang cantik jelita”

July mengira, dengan postur tubuh yang tidak seperti anak kecil lagi, pasti Romy akan terpikat oleh dirinya. Bel jam istirahat berbunyi, semua siswa siswa ANTASENA pergi ke kantin meski sekedar ngobrol sembari melepas penat. Tapi.... july punya agenda lain, apalagi kalau bukan berusaha membuat Romy tertarik.

Bagai dibawa terbang lalu di hempaskan ke bumi, ternyata dugaan July salah total, bukannya tertarik malah Romy justru terkesan menghindar ketika melihat July. Oh boy, ada apa ini, apakah July tidak cukup cantik untuk merebut hati Romy.

“Mungkin aku kurang cantik,” pikir July. Spontan July langsung pergi ke kamar mandi guna menemui ibu peri untuk menambah kecantikannya kini.

“Ibu peri, buat aku lebih cantik dan lebih kaya dari ini, agar Romy terpikat padaku.” Siapa sangka, Bukannya malah mengabulkan apa yang July pinta, si Ibu Peri tertawa lepas dan berubah menjadi si Peri Hitam yang sering digambarkan membawa tongkat sapu dan berwajah keriput.

“Dasar Bodoh!” Ibu peri jahat tadi memulai pembicaraan.
“Bodoh?”
“Ya, Semua orang itu bodoh. Semua orang berfikir semuanya bisa diselesaikan dengan merubah penampilan luar. Apa mungkin hal tersebut semudah itu?. Dan juga, jika mereka menyadari pemikiran pendeknya, aku akan kehilangan orang yang bisa aku tipu.”
“Apa yang kamu katakan ibu peri?” July bertanya sambil menatap kaget.
“Ekspresi yang bagus July. Kamu mempunyai banyak emosi negatif yang ada di dalam dirimu.”
“Apa yang kau katakan, Peri yang aku kenal adalah peri yang baik hati dan penyayang.”
“Dasar bodoh, yang ku lakukan itu bukanlah suatu kebaikan. Aku adalah seorang monster yang memberikan emosi negatif. Dan saat ini kau mempunyai emosi negatif yang ada di dalam dirimu. Dan oleh karena itu, aku merubahmu menjadi dewasa. Bahkan jika kau sudah menjadi tampak seperti orang dewasa dan merubah penampilan pun tidak akan ada yang berubah dari dirimu. Dan ketika kau menyadarinya, ketakutan dan kepanikanmu menjadi makanan lezat bagiku.”

July pun akhirnya tidak sadarkan diri. Beruntung disaat yang tepat, datang teman-teman baiknya yang berhasil mengusir peri jahat tersebut dengan senjata aroma bawang putih yang menyengat.

Dalam keadaan pingsan, July berpikir
“Jika tubuhku menjadi dewasa dan lebih kaya, aku pikir semuanya akan berjalan dengan baik. Aku pikir hanya tubuhku yang kecil, pikiran dan hati selalu sama seperti yang lain. Itu yang aku pikirkan. Jika tubuhku lebih besar, aku bisa menjadi dewasa. Tapi karena aku berfikir demikianlah, membuktikan kalau aku masih anak kecil. Aku hanya keras kepala dan arogan, tanpa mengerti apapun.

Keesokan harinya, baik postur dan segalanya yang dulu berubah mendadak dari July kini kembali seperti semula. July si mungil nan imut.

“Sayang sekali ya, Kau tidak lagi bisa menjadi dewasa seperti kemarin.” Celetuk Raisa si teman July.

“Tidak apa-apa seperti ini!”
Raisa heran mendengar jawaban itu, tidak biasa-biasanya July seperti itu.

“Itu karena akan membutuhkan waktu agar hati bisa menyesuaikannya. Walaupun aku tidak cocok dengan Romy sekarang. Agar Romy bisa menerimaku suatu hari nanti. Aku akan terus belajar menjadi dewasa di dalam hatiku. Oleh karena itu......”

Kalimat tersebut tidak diucapkan July, melainkan menjadi sebuah bisikan hati yang akan selalu ia ingat di tiap waktu.

Dengan wajah cerah, sembari menarik-narik kaus olahraga Romy dari belakang, persis seperti apa yang dilakukan anak kecil dikala minta untuk dibelikkan permen. July mengucapkan sesuatu....

“Oleh karena itu.... Tunggu aku ya, Romy”

Romy hanya tersipu malu melihat rona muka July yang memang tidak seperti biasanya, terlihat lebih dewasa.

Sore itu, cahaya dari matahari senja sempurna sudah memudarkan pipi Romy yang memerah.

.end

Oh ya, masalah yang Romy menghindar tadi dari semua perempuam termasuk dari July yang cantik bukannya Romy anak sombong dan segala sifat buruk lainnya ya. Ia melakukan itu lebih karena ia ingin menjaga pandangan dan memperdalam keyakinannya. “Akan ada bidadari yang menjemputnya nanti bila ia terus memperbaiki dan menjaga diri, dan bisa jadi, bidadari itu adalah July.”

Keep Fighting!

Mengidolakan Tulisan Seseorang

Hilal, apa kabar?

            Rasanya aneh sekali ya kalau kutanyakan kabarmu. Setelah hari itu aku mulai berpikir untuk mengobrol juga denganmu. Meski tidak lewat lisan, tapi lewat tulisan. Hari itu aku ingin mulai bercerita banyak kepadamu? Kau tidak keberatan bukan?

            Kau pernah jadi fans akan sesuatu Hil?

            Misalkan kau menyukai seorang artis penyanyi. Kemudian karena ketertarikanmu akan artis tersebut kau begitu menantikan dirinya mengeluarkan album lagi sesegera mungkin. Penasaran lagu seperti apa lagi yang bakalan artis favoritmu ciptakan dan nyanyikan?

            Itu jikalau yang kau sukai adalah seorang penyanyi. Lalu bagaimana jija yang kusukai adalah sebuah tulisan. Dan gejalanya sama. Aku mulai menantikan dua orang itu memunculkan tulisan-tulisan baru di rumahnya.

Minggu, 11 Oktober 2015

Pesan Pak Anwar dari Malaysia


            Teringat sebuah pesan, yang mungkin saking bebalnya diriiku harus pula disampaikan di tanah Malaysia. Tak bisa kudapat dengan kesadaran diri dari sebuah renungan. Mungkin saking bengalnya, Allah harus mengirimkan ku ke sebuah kampung baru di Kuala Lumpur, mempertemukan diriku dengan seorang TKI yang bekerja sebagai tukang sol sepatu di dekat masjid.

            Meski sempat terlupa, namun malam ini seolah diingatkan kembali akan pesan beliau. Bibit-bibit ini muncul kembali, bibit berbahaya yang menggerogoti segalanya.

            Sewaktu Nagita kemarin, para Nakula membuat suatu game seharian. Dimana dari 30 orang dibagi menjadi berkelompok-kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Tugasnya sederhana, kita harus berjalan ke suatu tempat dan menemui TKI yang bisa kita temui dalam perjalanan tersebut. Bertanya sesuatu hal, mengambil pelajaran dari kisah hidup beliau. Serta memungut kesadaran dari apa yang TKI yang kita temukan nantinya.

Minggu, 04 Oktober 2015