Sabtu, 24 Oktober 2015

Kenapa Harus Nanti



            Kami tengah duduk di ruangan sekre. Membicarakan banyak hal yang telah kita alami selama bertahun-tahun ini. Bernostalgia merangkai kisah sehingga patut untuk di kenang. Kami membicarakan banyak peristiwa, sehingga tak sadar bahwa snack kiloan yang terdapat di tengah-tengah kita sekarang hanya menyisakan beberapa butir saja.

            Album-album berisi gambar-gambar momen istimewa terpampang jelas di benak-benak masing masing yang bercerita di sana, tak perlu benar-benar ditampilkan jelas di lembaran kertas atau cahaya proyektor. Semua masih melekat jelas di ingatan.

            “Allahu Akbar-Allahu akbar…”

            Adzan dhuhur berkumandang, semua yang disana hening sejenak. Barangkali dengan suara panggilan ini bisa menentramkan hati-hati yang kadang sering merasa gelisah dan gundah tanpa sebab.

            “Yuk berangkat…”
            “Kemana?”
            “Nah noh dipanggil kan tadi?”
            “Aku nanti aja deh, jam setengah satu-an”
            “Kenapa harus nanti, kalau dilakukan sekarang paling 15 menit, kalau dilakukan nanti juga sama 15 menit. Pahalanya gedean yang sekarang lagi”
            “Hmmm…”

            Teman yang satu itu berbaring sejenak. Menempatkan kedua telapak tangannya untuk menumpu kepala yang sekarang sempurna menghadap ke atas. Kaki kanan ia tekuk-kan di atas kaki kiri. Ia justru memejamkan mata.

            Lima detik kemudian ia meloncat dari tidurnya. Mirip gaya bruce lee dalam film-film action Asia.

            “Siapa yang tahu kalau umurku bisa nyampe jam setengah satu nanti”

*24 Oktober 2015
Kamar Pecinta Kucing
Inspirasi : Cerita Dekan + obrolan kamar pecinta kucing




0 komentar:

Posting Komentar