Hilal, apa
kabar?
Rasanya aneh sekali ya kalau
kutanyakan kabarmu. Setelah hari itu aku mulai berpikir untuk mengobrol juga
denganmu. Meski tidak lewat lisan, tapi lewat tulisan. Hari itu aku ingin mulai
bercerita banyak kepadamu? Kau tidak keberatan bukan?
Kau pernah jadi fans akan sesuatu
Hil?
Misalkan kau menyukai seorang artis
penyanyi. Kemudian karena ketertarikanmu akan artis tersebut kau begitu
menantikan dirinya mengeluarkan album lagi sesegera mungkin. Penasaran lagu
seperti apa lagi yang bakalan artis favoritmu ciptakan dan nyanyikan?
Itu jikalau yang kau sukai adalah
seorang penyanyi. Lalu bagaimana jija yang kusukai adalah sebuah tulisan. Dan
gejalanya sama. Aku mulai menantikan dua orang itu memunculkan tulisan-tulisan
baru di rumahnya.
Meski mungkin saking sibuknya si
pemilik rumah sudah lama (tidak bisa dibilang lama juga si sebenarnya, tapi
bagi orang yang menunggu itu cukup memakan waktu). Setiap hari mengetikan huruf
depan alamat rumahnya di beranda. Kebetulan dua rumah itu memiliki awalan huruf
yang sama. Melihat apakah si pemilik sudah menyematkan sesuatu di beranda
rumahnya.
Barangkali disana terselip cerita,
terkandung kabar pemiliknya, maupun sebuah kepastian bahwa si pemilik rumah
dalam keadaan sehat. Minimal karena ia mampu untuk menggerakkan jemarinya di
laptop dan mempostingnya di sana.
Dan terkadang, mengharapkan tulisan
muncul itu sesuatu hal yang… Yah begitulah Hil.
Hil. Aku punya sesuatu. Tapi
inginnya aku berdiskusi dulu denganmu perihal ini.
Bagaimana ya menurutmu?
Daripada mengharapkan orang lain yang kita sukai
tulisannya menulis. Boleh nggak si kalau aku memutuskan untuk menjadi fans atas
tulisan-tulisanku sendiri.
Kau pasti bingung ya?
Maksudnya biar ketika aku merindukan
membaca tulisan seseorang, aku bisa mengobati kerinduan itu dengan menulis
lebih banyak yang bisa kulakukan hari ini. Ketika hasrat ingin membaca tulisan
idola itu ada, aku sendiri bisa menyiapkan sesuatu untuk diriku sendiri baca.
Jadi tak ada yang namanya berharap
membaca tulisan orang lain? Tentu bukan berarti aku menutup diri dari mereka
ya. Aku akan tetap sering berkunjung, tapi sewajarnya. Tak perlu sehari 3 kali
hanya untuk membaca judul teratas rumah mereka yang masih sama.
Egois ya? Makanya aku ingin
membicarakan ini dulu Hil.
***
Oh iya, kau di sana sedang apa? Yang
disini sedang duduk di halaman perpus kota dan mendengarkan sepasang orang
sedang diskusi mengenai lomba cerpen taman fiksi. Yang disini pinginnya
nimbrung si. “Senang nulis cerita juga?” tapi lagi-lagi lidahku kelu. Hanya
mampu tersenyum.
Besok harusnya tertawa ya :D
0 komentar:
Posting Komentar