Hilal, apa kabar?
Rasanya aneh sekali ya kalau
kutanyakan kabarmu. Setelah hari itu aku mulai berpikir untuk mengobrol juga
denganmu. Meski tidak lewat lisan, tapi lewat tulisan. Hari itu aku ingin mulai
bercerita banyak kepadamu? Kau tidak keberatan bukan?
Kuliah berlangsung seperti biasa.
Dan seperti biasa juga masih butuh banyak belajar pagi itu. Soalnya banyak yang
masih belum kupahami penjelasan dosen tentang konsep aerodinamika. Perancangan
pesawat.
Pagi tadi setelah kelas ditutup,
entah kenapa tetiba ingin sekali ke toko buku. Tidak biasanya keinginan ini
datang, apalagi sendirian. Melangkahkan kaki menelusuri judul-judul buku di rak
pajangan. Menikmati ketidaktahuan akan bagus atau tidaknya buku-buku yang akan
kubeli nanti. (Biasanya bareng Mas Teguh dan beliau akan merekomendasikan
beberapa judul).
Apa yang kudapat?
Jejak Guru Bangsa Gusdur
Cerdik Berbicara Cerdas Menguasai
Suasana
Kumcer “Dokter Plimin”
Kumcer “Kemilau”
Kumpulan Puisi Jurnalistik
Dan Buku Petunjuk Hidup Tentram dan
Bahagia Karangan Dale Carnegie sebanyak dua eksemplar.
Apa judul-judul itu menarik? Aku sendiri
belum tahu. Butuh waktu untuk membaca semuanya.
Hanya saja, ketika membeli buku itu.
Ada satu judul buku yang kubeli dua eksemplar padahal aku sendiri sudah punya
satu. That’s mean aku punya tiga sekarang. Buat apa aku beli buku yang sama
berulang kali? Aku tak mengerti alasannya, Hil.
Tapi pernah tidak kau merasa membeli
buku untuk seseorang yang kau tidak tahu siapa namanya? Kalau kemarin beli
serial harry potter 5,6 dan 7 untuk anak-anakku. Yang sekarang aku betul-betul
tidak tahu untuk siapa buku itu kubeli banyak-banyak.
Tiba-tiba ingin membeli lebih.
Meski belum tahu untuk siapa.
Mungkinkah untukmu?
Jalan Tajem – Maguwo
12 November 2015
*Oh iya buku Dale
Carnegie ini begitu bagus untuk dibaca dan dipraktekan. Very Recommended.
0 komentar:
Posting Komentar