Hari ini kau membuka lagi buku itu. Buku yang
kau beli sampai empat eksemplar. Yang katamu entah sisanya akan kau berikan
untuk siapa, kau tidak tahu.
“Coba
renungkan sebentar. Hidupmu tak ubahnya seperti jam pasir. Kau tahu, di bagian atas
jam pasir terdapat ribuan butir pasit. Satu demi satu butir-butir pasir
tersebut bergerak dengan pelan-plan dan teratur melewati bagian leher yang
sempit di tengah. Kau atau saya tidak bisa memaksa memasukkan pasir lebih dari
satu butir melewati leher sempit tersebut tanpa merusak jam itu sendiri. kau,
saya dan siapapun juga sama halnya seperti jam pasir tersebut. Bila kita bangun
di pagi hari, kita dihadapkan pada setumpuk tugas yang harus kita selesaikan
pada hari itu. Tugas yang jumlahnya ratusan itu harus diselesaikan dengan
tenang satu demi satu, bergantian secara teratur dan pelan-pelan, seperti
halnya butir-butir pasir dalam jam pasir yang satu demi satu melewati bagian
leher sempit. Kita harus berbuat demikian. Kalau tidak, berarti kita merusak struktur
tubuh atau mental kita.”
Aku merasa lebih tenang dan lebih bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar