Jumat, 08 Januari 2016

Pengingat

Semangat, Kawan
Ali Bin Abi Thalib, mahsyur sekali sebagai seorang yang brilian saat memberikan nasehat. Kalimat-kalimatnya sangat dalam dan menginspirasi--terutama bagi orang-orang yang mau berpikir. Berikut akan saya tuliskan ulang kisah ketika seseorang meminta nasehat kepada Ali. Orang ini sedang dirundung masalah, kesedihan, datanglah dia ke Ali--redaksional kisah ini adalah ditulis ulang, tidak akurat sama 100% seperti terjadinya.
“Wahai Ali,” Tanya orang ini, “Aku datang kepadamu, meminta nasehat, karena aku sudah tidak tahan lagi menanggung beban hidupku. Apa yang harus kulakukan lagi?”
Lantas Ali menjawab, “Aku akan bertanya dua hal, dan jawablah dua hal ini baik-baik.”
Orang itu mengangguk--meski dia bingung, kenapa dia sekarang yang justeru ditanya.
“Pertama, apakah kau datang ke dunia ini dengan masalah-masalah kehidupan ini?” Ali bertanya.
“Tidak.” Orang itu menggeleng.
“Kedua, apakah kau juga akan meninggalkan dunia ini dengan masalah-masalah ini?”
“Tentu tidak.” Orang itu menggeleng lagi.
“Lalu kenapa kau harus sedih atas masalah yang tidak kau bawa saat datang ke dunia, pun tidak kau bawa saat pergi dari dunia ini?”
Orang itu terdiam.
Sungguh, itu sebuah nasehat yang dalam sekali. Sebuah percakapan yang amat bermanfaat bagi orang-orang yang mau memikirkannya.
Kenapa kita sibuk sekali bersedih dengan masalah-masalah hidup ini? Kenapa kita menghela nafas pun terasa sesak? Tidur susah, makan tidak selera. Semua seperti serba salah.
Bukankah rizki, sudah ada yang mengatur. Harapan, kekecewaaan, kembalikan kepada yang maha menentukan. Disakiti, dizalimi, tinggal bersabarlah, semoga menjadi jalan kebaikan penuh pahala. Kegagalan, penolakan, juga boleh jadi menjadi jalan kesempatan yang jauh lebih baik. Dan saat kita benar-benar memang sudah tidak tahu harus melakukan apapun, ingatlah selalu: kita tidak akan membawa pergi masalah ini saat mati. Semua tertinggal di dunia, game over, selesai. Maka, alangkah lebih baik jika kita fokus saja terus berbuat baik, terus memperbaiki diri, berusaha yang terbaik. Kemudian sisanya serahkan pada yang maha memegang takdir. Bukankah itu masuk akal sekali?
Semoga dengan begitu, kita lebih ceria menghadapi hidup. Semangat, Kawan.
*Tere Liye

0 komentar:

Posting Komentar