Sabtu, 23 Januari 2016

Bukan untuk Dipuji



                Dalam suatu tatanan masyarakat yang baru dimana kadang para monster menyerang, maka dikenallah istilah Pahlawan (Hero). Yaitu orang-orang yang berusaha untuk mengalahkannya, menyelesaikan setiap ancaman-ancaman yang melanda di kota-kota.

                Begitu tertariknya masyarakat akan sosok pahlawan, maka di kota-kota tersebut muncullah industri yang mereka sebut Asosiasi Pahlawan. Tak peduli jikalau kau begitu kuat dan menumpas seluruh kejahatan di muka bumi, jika kau tidak terdaftar dalam Asosiasi Pahlawan ini kau hanya akan dianggap sebagai orang aneh. Setiap hero memiliki kelas dan tingkatan masing-masing. Kelas terbawah adalah kelas C dan yang menduduki posisi puncak adalah kelas S. Setiap aksi kepahlawanan akan menaikkan peringkat ke”hero”annya. Setiap ketenaran dan semakin dikenal masyarakat dapat memuluskan untuk naik ke kelas di atasnya.
                ***

                Meteor itu datang, entah bagaimana ceritanya arah dari jatuhnya meteor berubah arah menuju ke kota Z. Ukurannya begitu besar sehingga jika sampai meteor saling bersentuhan dengan permukaan tanah akan terjadi kehancuran yang begitu hebat. Tidak hanya kota Z, melainkan kota-kota di sekitarnya pun akan musnah karena daya ledaknya.

                Sebagai penduduk kota Z sekaligus pahlawan kelas S, Genos diminta untuk membantu 
menyelesaikan masalah meteor yang sekarang masuk dalam level bencana naga. Sebenarnya pahlawan kelas S tidak hanya dia seorang, namun yang bisa hanya dirinya, entah yang lain sibuk atau tak peduli. Di sana juga berdiri seorang kakek tua, pahlawan kelas S juga. Namun, karena tipe bertarungnya adalah dengan tangan kosong, tak mungkin juga dia menyentuhkan tangannya ke permukaan meteor. Maka dia pun tidak bisa membantu banyak.

              Genos telah mengerahkan seluruh kemampuannya. Kobaran api berdaya ledak luarbiasa keluar dari telapak tangan cyborg nya. Meskipun sudah mengerahkan senjata terhebat yang dia punya, meteor itu tetap tak bergeming. Titahnya untuk tetap bertemu tanah masih tak terbantahkan.

          Datanglah seorang pahlawan kelas C bernama Saitama. Ia hanya mengenakan jubbah superman, memakai pakaian kuning dengan resleting di bagian dada. Kepalanya botak. Tatapannya sayu seolah tak ada semangat dan hasrat dalam hidupnya. Overall, dia tidak begitu meyakinkan.

                Tapi siapa yang menyangka, dia lompat dari atas gedung. Meninju meteor tersebut dengan sekali pukulan. Tembus dari depan hingga ke belakang, Membuat meteor tersebut hancur  menjadi keping-kepingan.

                Kepingan meteor yang hancur tersebut menghujani seluruh wilayah kota Z. Terjadi kerusakan parah. Tak ada korban jiwa.
                ***

                “Gara-gara kau kota kita hancur!” teriak salah seorang pahlawan kelas C yang lain yang tidak terima peringkat saitama naik dari 300an menjadi peringkat lima. Dalam industri ketenaran seperti ini, mereka sesama pahlawan tidak segan—segan untuk menghancurkan reputasi pemula. Menarik simpati masyarakat dengan bertindak peduli atau agar terlihat peduli.

                “Rumahku juga hancur, dasar tidak punya hati!”

                “Mobil yang baru kubeli sekarang tidak bisa kupakai karena tertimpa kepingan meteor dasar sialan.” Umpatan-umpatan bermunculan dari warga karena terpancing.

                “Berhenti saja kau dari pahlawan, Kau tidak pantas untuk jadi pahlawan. Berhenti-Berhenti-Berhenti” sorakan tersebut menggema. Diteriakkan oleh seluruh warga. Tujuannya jelas, agar mental saitama hancur dan berhenti dari pahlawan.

                “Tak diragukan lagi, kau telah menyelamatkan kota ini. Jika kau tidak menghancurkan meteornya, tidak hanya kota Z saja yang hancur. Namun kota-kota sekitarnya. Dan jelas semua penduduknya akan musnah tak bernyawa. Tapi lihatlah perlakuan penduduk itu kepadamu. Sekarang terserah apakah kau akan memutuskan untuk berhenti atau tidak.” Ucap dalam hati seorang  kakek yang ketika hari penghancuran meteor tersebut ia melihat dengan mata kepalanya sendiri betapa kuatnya saitama.

                “Yang menghancurkan meteornya adalah aku. Kalau ada yang mau protes silahkan saja! Bicaralah”
                “Tapi karena ulahmu, mobil baruku…” seorang penduduk menyela.
                “Berisik, diem lu! Emang gue peduli sama masalah lu?! Protes saja sana sama meteornya bego!”
                “Denger ya, aku menjadi pahlawan bukan untuk dipuji! Aku menjadi pahlawan karena aku menginginkannya. Jadi kalau kalian mau menyalahkan aku, Silahkan saja. Dasar botak.”
                “Bukannya yang botak itu kau?”
                “!@#$$%%^&^*&(*”

                “Sensei, mari pulang” ajak Genos kepada Saitama.
                “Sensei, aku belum pernah melihat orang sehebat Anda.” Ujar Genos ketika perjalanan pulang.

                “Kenapa tiba-tiba bilang begitu? Bikin merinding saja.”
                “Walau masyarakat tidak menyukai Anda, Aku akan tetap mengikuti Anda.” Ucap Genos mantap.

                Mereka berdua berjalan pulang.


0 komentar:

Posting Komentar