Dalam
suatu tatanan masyarakat yang baru dimana kadang para monster menyerang, maka
dikenallah istilah Pahlawan (Hero). Yaitu orang-orang yang berusaha untuk
mengalahkannya, menyelesaikan setiap ancaman-ancaman yang melanda di kota-kota.
Begitu
tertariknya masyarakat akan sosok pahlawan, maka di kota-kota tersebut
muncullah industri yang mereka sebut Asosiasi Pahlawan. Tak peduli jikalau kau
begitu kuat dan menumpas seluruh kejahatan di muka bumi, jika kau tidak terdaftar
dalam Asosiasi Pahlawan ini kau hanya akan dianggap sebagai orang aneh. Setiap
hero memiliki kelas dan tingkatan masing-masing. Kelas terbawah adalah kelas C
dan yang menduduki posisi puncak adalah kelas S. Setiap aksi kepahlawanan akan
menaikkan peringkat ke”hero”annya. Setiap ketenaran dan semakin dikenal
masyarakat dapat memuluskan untuk naik ke kelas di atasnya.
***
Meteor
itu datang, entah bagaimana ceritanya arah dari jatuhnya meteor berubah arah
menuju ke kota Z. Ukurannya begitu besar sehingga jika sampai meteor saling
bersentuhan dengan permukaan tanah akan terjadi kehancuran yang begitu hebat.
Tidak hanya kota Z, melainkan kota-kota di sekitarnya pun akan musnah karena
daya ledaknya.
Sebagai
penduduk kota Z sekaligus pahlawan kelas S, Genos diminta untuk membantu
menyelesaikan masalah meteor yang sekarang masuk dalam level bencana naga.
Sebenarnya pahlawan kelas S tidak hanya dia seorang, namun yang bisa hanya
dirinya, entah yang lain sibuk atau tak peduli. Di sana juga berdiri seorang kakek
tua, pahlawan kelas S juga. Namun, karena tipe bertarungnya adalah dengan
tangan kosong, tak mungkin juga dia menyentuhkan tangannya ke permukaan meteor.
Maka dia pun tidak bisa membantu banyak.
Genos
telah mengerahkan seluruh kemampuannya. Kobaran api berdaya ledak luarbiasa
keluar dari telapak tangan cyborg nya. Meskipun sudah mengerahkan senjata
terhebat yang dia punya, meteor itu tetap tak bergeming. Titahnya untuk tetap
bertemu tanah masih tak terbantahkan.
Datanglah
seorang pahlawan kelas C bernama Saitama. Ia hanya mengenakan jubbah superman,
memakai pakaian kuning dengan resleting di bagian dada. Kepalanya botak.
Tatapannya sayu seolah tak ada semangat dan hasrat dalam hidupnya. Overall, dia
tidak begitu meyakinkan.
Tapi
siapa yang menyangka, dia lompat dari atas gedung. Meninju meteor tersebut
dengan sekali pukulan. Tembus dari depan hingga ke belakang, Membuat meteor
tersebut hancur menjadi keping-kepingan.
Kepingan
meteor yang hancur tersebut menghujani seluruh wilayah kota Z. Terjadi kerusakan
parah. Tak ada korban jiwa.
***
“Gara-gara
kau kota kita hancur!” teriak salah seorang pahlawan kelas C yang lain yang
tidak terima peringkat saitama naik dari 300an menjadi peringkat lima. Dalam
industri ketenaran seperti ini, mereka sesama pahlawan tidak segan—segan untuk
menghancurkan reputasi pemula. Menarik simpati masyarakat dengan bertindak
peduli atau agar terlihat peduli.
“Rumahku
juga hancur, dasar tidak punya hati!”
“Mobil
yang baru kubeli sekarang tidak bisa kupakai karena tertimpa kepingan meteor
dasar sialan.” Umpatan-umpatan bermunculan dari warga karena terpancing.
“Berhenti
saja kau dari pahlawan, Kau tidak pantas untuk jadi pahlawan.
Berhenti-Berhenti-Berhenti” sorakan tersebut menggema. Diteriakkan oleh seluruh
warga. Tujuannya jelas, agar mental saitama hancur dan berhenti dari pahlawan.
“Tak
diragukan lagi, kau telah menyelamatkan kota ini. Jika kau tidak menghancurkan
meteornya, tidak hanya kota Z saja yang hancur. Namun kota-kota sekitarnya. Dan
jelas semua penduduknya akan musnah tak bernyawa. Tapi lihatlah perlakuan
penduduk itu kepadamu. Sekarang terserah apakah kau akan memutuskan untuk
berhenti atau tidak.” Ucap dalam hati seorang
kakek yang ketika hari penghancuran meteor tersebut ia melihat dengan
mata kepalanya sendiri betapa kuatnya saitama.
“Yang
menghancurkan meteornya adalah aku. Kalau ada yang mau protes silahkan saja!
Bicaralah”
“Tapi
karena ulahmu, mobil baruku…” seorang penduduk menyela.
“Berisik,
diem lu! Emang gue peduli sama masalah lu?! Protes saja sana sama meteornya
bego!”
“Denger
ya, aku menjadi pahlawan bukan untuk dipuji! Aku menjadi pahlawan karena aku
menginginkannya. Jadi kalau kalian mau menyalahkan aku, Silahkan saja. Dasar
botak.”
“Bukannya
yang botak itu kau?”
“!@#$$%%^&^*&(*”
“Sensei,
mari pulang” ajak Genos kepada Saitama.
“Sensei,
aku belum pernah melihat orang sehebat Anda.” Ujar Genos ketika perjalanan
pulang.
“Kenapa
tiba-tiba bilang begitu? Bikin merinding saja.”
“Walau
masyarakat tidak menyukai Anda, Aku akan tetap mengikuti Anda.” Ucap Genos
mantap.
Mereka
berdua berjalan pulang.
0 komentar:
Posting Komentar