Minggu, 03 Januari 2016

Membenci


4 Januari 2016

                “Tahun lalu kami para senior dihancurkan oleh tim lawan. Mereka membuat skor 3 kali lebih besar dari kita. Hari itu kami benar-benar rasanya ingin berhenti dari basket. Hari itu kami mulai membenci basket.” Semua para senior tertunduk di ruang ganti. Mengenang masa setahun lalu ketika benar-benar dikalahkan telak oleh tim lawan yang akan dilawan hari ini membuat rasa sakit itu muncul kembali.
                ***

                “Kagami.”
                “Ada apa?”
                Kedua siswa kelas satu ini berjalan beriringan memasuki lapangan.
                “Apa kau pernah membenci basket?”
                “Tidak.”

                “Aku pernah. Dan aku tahu apa yang dirasakan para senior. Membenci apa yang sangat kita sukai itu rasanya sungguh menyakitkan.”
                “Aku memang belum pernah mengalaminya, jadi aku tak tahu apa yang kalian rasakan sekarang. Cuman aku sangat paham poin akhirnya dari apa yang kau tadi katakan. Kita harus memenangkan pertandingan ini agar mereka para senior bisa melupakan masa lalunya.”

                Kedua junior ini saling tos tinju dan memasuki lapangan dengan tekad membara. Menghapus kenangan buruk dengan membuat kenangan baik hari ini. Kemenangan.
                ***

                Kalian-kalian yang menjadi panutanku dalam menulis, aku takut jikalau aku mulai membenci menulis sekarang, karena aku sudah tidak bisa menemukan lagi tulisan-tulisan kalian. Aku takut sudah tak ada lagi yang bisa kukejar.
                Aku mohon kalian menulislah, karena membenci apa yang sangat kita sukai itu rasanya sungguh menyakitkan.



3 komentar: