Minggu, 20 Maret 2016

Yuk Nulis Skripsi


21 Maret 2016
Grahatama Pustaka

                Pernah nggak berpikir, kenapa tidak sedikit orang yang merasa kesulitan dengan tugas akhir masa perkuliahan ini. Aku sendiri juga agak terheran-heran waktu itu, lha wong Cuma semacam nulis penelitian kan ya, dari mana susahnya?

                “Padaha Cuma….”

                Kalimat itu terhenti ketika aku mencob mengingat apa yang kupikirkan dulu di masa kuliah-kuliah awal. Ya terhenti karena sekarang akulah yang berada di masa pengerjaan skripsi dan kuakui terdapat beberapa kesulitan.

                Aku juga pernah bertanya kepada seseorang, kenapa si sebuah skripsi bisa dikerjakan begitu cepat di tangan orang lain, tapi di waktu yang sama bisa begitu lama di tangan yang berbeda. Jawaban beliau sederhana saja.

                “Bagi mereka yang cepat, itu karena mereka segera mengerjakannya, dan bagi mereka yang lambat itu karena mereka tidak pernah memulai mengerjakannya.”

                Klasik sekali kan? Mana bisa seorang irkham maulana menerima penjelasan seperti itu? Karena tidak puas, aku bertanya memburu, berharap mendapat jawaban lebih.

                “Mungkin jawaban yang paling masuk akal bagimu adalah karena mereka merasa masih ada hari esok. Merasa bahwa mereka memiliki waktu untuk mengerjakannya kemudian hari. Menunda untuk memulai, hingga tanpa terasa satu semester sudah berlalu begitu saja tanpa ada bab yang berhasil ditulis. Penundaan kelulusan berawal dari penundaan kita dalam memulai sesuatu.”

                Aku cuma manggut-manggut.

                “Ketika kau berbicara akan mengerjakannya besok. Di besoknya pun kau akan mengatakan hal yang sama. Ini serius bukan mengada-ngada, sebuah penundaan akan beranak pinak, menggerogoti hal-hal terpenting dalam hidup kita.”

                “Iya si, dengan menunda kita berasa berkuasa, seolah menjadi raja karena bisa melakukan sesuai kehendak, tapi ya itu, raja hanya dipikiran kata, nyatanya kita menjadi budak tak berdaya tanpa kita sadari.


                “Hari ini cukup itu dulu ya, nanti kalau aku mengajarkan kau banyak malah nggak masuk satu pun. Daripada dengerin ngomong gini, mending langsung gih kham kau buka jurnal, buka laptop, dan langsung mulai tulis bab satu dulu. Pendahuluan.”

0 komentar:

Posting Komentar