19 Maret 2016
Dia
bernama kamis, satu dari tujuh hari dalam seminggu. Kamis merasa begitu spesial
karena dirinya dinantikan oleh seseorang, setidaknya untuk beberapa bulan ini.
Tiap kamis akan ada beberapa anak dalam satu geng yang duduk melingkar,
membicarakan banyak hal terutama tulisan-tulisan masing-masing dari geng
tersebut. Beberapa pertemuan di kami situ memang masih membahas tentang karya
masing-masing dan saling mengoreksi satu sama lain. Satu orang bercerita tentang bagaimana pintu
yang tertutup, satu lagi telah wisuda bulan kemarin, dan salah satu yang lain
ia tengah melalangbuana di negeri tetangga, Singapura.
Beberapa
yang lain, hadir untuk menemui kamis dengan keunikan masing-masing. Entah kenapa
dari tujuh hari yang tersedia, orang-orang ini memilih kamis untuk jadi waktu
bersua. Tempatnya bisa di mana saja, UNY, Perikanan, KPFT tapi tetap saja kamis
di balairung menjadi spot paling default dari perkumpulan anak-anak geng ini.
Namun, kamis mendengar percakapan dari mereka-mereka bahwa akan ada agenda
nobar untuk pertemuan minggu depan.
Perkumpulan
yang menyenangkan.
Begitu bersyukur bisa berada di kamis :)
***
Hari
itu bernama kamis. Ia kadang bingung melihat salah satu anak geng yang mengecek
rutin kotak sejuta mimpi milik mereka bersama. Menanti kelahiran bayi-bayi
mungil huruf bersusun yang dipenuhi mutiara dan impian-impian mereka. Kadang
rutin kelahirannya, kadang juga musti ditunggu dengan sabar keluar bayi dari
sarangnya.
***
Sejatinya
begitu menyenangkan ketika kita bisa mengenal satu sama lain dalam klub ini.
Saling “membantai” buah-buah dari pohon pikiran kita. Begitu pasrah ketika ini
dibilang tulisan apa, atau justru melakukan pembelaan terhadap semua serangan
yang bertubi-tubi. #agak alay.
Tapi
kadang juga merasa sedih, bukan karena hari yang bernama kamis, tapi karena aku
jadi tak bisa bertemu dengan senin maupun jumat. Tak tahu kabar dua hari itu,
tak pernah bertemu mereka lagi.
Apakah ketika ada yang mendekat, harus
selalu ada yang menjauh?
aku senang kamu bahagia sama klub :')
BalasHapushanya di saat itu pula juga merasa sedih tidak bisa bertemu dengan senin dan jumat
Hapus