Senin, 11 April 2016

Mengisi Lubang di Hati


12 April 2016

                Ada sebagian orang yang hadir di dalam hidup, jika bertemu saja dengan dia seakan-akan mampu mengisi lubang di hati.

                Kalau ibu, ayah, kakak-adik, keluarga itu bukan mengisi lubang, tapi merekalah yang justru menghadirkan hati itu ke dalam diri. Bisa saja, kalau tak pernah bertemu mereka, jangankan lubang, bahkan mungkin hati saja tidak punya.

                Entah apa ini hanya perasaanku saja, atau pernah juga dialami oleh semua orang. Bahwa hidup juga adalah tentang mengisi lubang-lubang itu. Seolah-olah jika melakukan sesuatu yang kita sukai, hati-hati itu semakin terpenuhi. Ada orang yang mengisinya dengan berbagi, entah itu berwujud materi ataupun hanya sekedar lewat tulisan seperti yang kulakukan sekarang. Ada pula yang lubangnya terisi dengan memacu kendaraan di aspal sirkuit macam pembalap-pembalap itu.

                Yang tidak kusangka adalah lubang itu juga bisa terisi oleh kehadiran seseorang. Pertemuan dengan sesosok manusia. Hanya lewat sebuah perjumpaan.

                Pada mulanya aku bersikap biasa saja (tapi gatau biasaku itu terlihat biasa nggak ya di mata orang lain), tak banyak bicara. Tapi ketika perubahan mimik muka orang yang didepanku dari biasa saja ke sebuah senyum,  Itu menjadi tidak biasa. Yang tiba-tiba membuatku ingin kabur saja. Berlari sejauh-jauhnya.

                Aku selalu bingung bertemu dengan orang-orang yang seperti ini. Ingin bertemu tapi juga tidak ingin bertemu. Hendak menyapa tapi takut menyapa. Ingin mengobrol, tapi selalu bingung apa yang akan diobrolkan. Merasa senang, tapi juga ingin segera minggat.


                Gatau ah, aku jadi bingung. Bahkan untuk sekedar menyudahi menulis ini.

0 komentar:

Posting Komentar