9 April 2016
Malam
itu, selepas sholat maghrib, kami melanjutkan agenda kepenulisan seribu mimpi
kami. Semua peserta dikelompokkan ke dalam masing-masing peminatan. Dan seperti
biasanya, aku memilih cerpen dari empat pilihan.
Bingung
mau menyampaikan apa sebagai materi (dadakan), aku meminta kawan-kawan cerpen
kami untuk mengambil selembar kertas dan sebuah pulpen. Kuminta mereka
menuliskan 3 kata bebas yang mereka pikirkan.
Seperti
biasa, sebagai jurus andalan aku ingin kami sama-sama menulis dengan
menggunakan 3 kata yang tertera. Eits, tapi tiga kata itu bukan dari diri kita
masing-masing, tapi apa yang dituliskan oleh kawan kita dan dibagi secara acak.
Pelangi,
Langit dan Matahari. Tiga kata itu yang kuterima dari seorang anak spesial
bernama Rehan. Dan ini kembalianku
kepadanya meski ia agak kesulitan membaca.
***
Kau tahu matahari? Dari sekian banyak benda
di langit, dia adalah makhluk Allah yang selalu ceria. Dan aku punya sebuah
cerita tentangnya. Hari dimana matahari meneteskan air mata.
Pagi itu, matahari berangkat ke
sekolah seperti biasa. Ia selalu memaki baju kuning dan tas kuning, warna
favoritnya. Tubuhnya besar dan bersinar. Tapi di perjalanan pulang, ia bertemu
dengan langit. Kawan kelasnya yang begitu nakal di mata matahari.
Langit melempari matahari dengan
sesuatu yang tidak keras, berwarna gelap, pekat dan hitam. Menimpuk matahari
dengan gumpalan awan-awan hitam.
Matahari menjadi bersedih,
karena gumpalan-gumpalan awan itu kini melekat di tubuhnya dan sulit untuk
dibuang. Awan gelap yang kini membuat cahaya matahari terhalang. Matahari kini
menangis.
Itulah mengapa tak bisa kau
temukan matahari di langit ketika hujan. Karena matahari sedang menangis
tertutup oleh awan mendung hitam.
***
“Ibu, Langit telah jahat
kepadaku. Ia melempariku dengan gumpalan hitam jelek ini.”
“Jangan kau bilang begitu.
Barangkali Langit tidak bermaksud jahat padamu. Segeralah kau mandi, Nak.”
Gumpalan hitam itu ikut rontok
bersamaan dengan guyuran dari gayung. Matahari yang semula menangis, kemudian
tersenyum.
Ia tak menyangka, di sekitar
tubuhnya sekarang muncul sesuatu yang indah dan penuh warna bernama pelangi.
0 komentar:
Posting Komentar