Kamis, 03 September 2015

Senang Kau Kembali



              Telah dua bulan Rehan berangkat menuju tanah pengabdian di perbatasan. Malam ini adalah saat dia kembali pulang. Menuju kampung halaman.

                Ia membuka dan tiba tiba Lana mendekat.

“Bisa Kak Rehan tolong pegang bantal ini?”

                “Mau buat apa Na?”

                Gadis itu tidak bilang apa-apa. Hanya membalikkan badan dan melangkah menjauh dari kakaknya.

                “Siap!!!!! Hiaaaaatttt”

                Langkah kakinya semakin cepat, sekarang ia justru berlari sekuat tenaga menuju Rehan. Menempatkan siku kanan ke arah depan.

                “Kak Rehan harus siapppp”

                Sebuah bunyi gubrak terdengar. Lana menghantam cepat bantal yang dipegang Rehan.

Kecepatan dia berlari, ditambah semangatnya yang membara membuat Rehan yang tidak siap terpental dari tempat semula.

“Misi berhasil komandan!!!”

Gelak tawa terdengar. Tidak hanya dari suara Lana yang Rehan tahu persis seperti apa. Ada  suara lain. Dan yang ini sepertinya Rehan juga pernah mendengarnya. Suara milik Hilal dan Nur Khasanah.

“Apa kabar Nak?”
“Kabar baik Bu Ayah” Pemuda itu langsung beranjak dan menyambut kedatangan mereka berdua dengan sebuah pelukan. Rehan kali ini terisak.

Lana menarik bagian bawah baju Rehan. Mirip seorang anak-anak yang sedang meminta ibunya untuk dibelikan arum manis.

“Kak Rehan…”
“Banyak sekali yang terjadi. Sangat menyenangkan ketika kita semua bersama.”
Dari tangan mungilnya ia menyodorkan sebuah kertas.

“SENANG KAU KEMBALI”



0 komentar:

Posting Komentar