Rabu, 03 Februari 2016

Titik Sendirian


4  Februari 2016

                Jujur saja, aku orang yang takut bertemu dengan orang. Lebih memilih mengerjakan pekerjaan fisik daripada dapat “perintah” untuk menemui seseorang. Menghindari bagian humas dan sponshorsip dalam setiap kepanitian. Jantung berdebar-debar, bicara jadi belepotan. Kalau bisa lari, kupikir aku akan memilih lari sejauh-jauhnya.

                Kata orang, yang seperti ini itu disebut introvert. Gejala lain adalah orangnya suka menyendiri, cenderung pendiam, dan tidak begitu menyukai keramaian.  Banyak orang merasa bingung memperlakukan orang introvert, jangankan orang lain, aku sendiri saja sering bingung bagaimana memperlakukan diriku sendiri.

                Beberapa hari ini merasa dirudung kesedihan. Bahkan aku lupa sejak kapan kesedihan macam ini pertama kali datang. Orang yang takut bertemu orang namun memiliki keinginan untuk punya banyak kawan.

                Kadang merasa bersalah, sakit juga ketika kau bisa begitu akrab dengan seseorang, mengobrol begitu banyak, menceritakan apa saja, tapi itu di dunia maya. Ketika pembicaraan bukan pakai bibir dan lidah melainkan gerakan lincah jari-jari dari kedua tangan. Pertemuan terjadi, duduk bersama, bahkan untukku menyapa orang pun aku kesulitan. Semuanya terdiam, ada tapi tak bersuara. Ada suara tapi seakan tidak ada orangnya. Bahkan yang terjadi aku hanya bisa tertunduk lesu. Serasa dua orang yang saling belum kenal.
                Di saat seperti itulah, aku kesepian.
                Kalau masalah ini gara-gara aku gagap bicara, tolong ajari aku bicara.
                Atau kalau kau tahu bagaimana menyelesainkan, tolong beritahu aku bagaimana caranya.

                Karena rasa sepi itu begitu menyakitkan.           
               


0 komentar:

Posting Komentar