4
Februari 2016
Jujur
saja, aku orang yang takut bertemu dengan orang. Lebih memilih mengerjakan
pekerjaan fisik daripada dapat “perintah” untuk menemui seseorang. Menghindari bagian
humas dan sponshorsip dalam setiap kepanitian. Jantung berdebar-debar, bicara
jadi belepotan. Kalau bisa lari, kupikir aku akan memilih lari sejauh-jauhnya.
Kata
orang, yang seperti ini itu disebut introvert. Gejala lain adalah orangnya suka
menyendiri, cenderung pendiam, dan tidak begitu menyukai keramaian. Banyak orang merasa bingung memperlakukan
orang introvert, jangankan orang lain, aku sendiri saja sering bingung bagaimana
memperlakukan diriku sendiri.
Beberapa
hari ini merasa dirudung kesedihan. Bahkan aku lupa sejak kapan kesedihan macam
ini pertama kali datang. Orang yang takut bertemu orang namun memiliki
keinginan untuk punya banyak kawan.
Kadang
merasa bersalah, sakit juga ketika kau bisa begitu akrab dengan seseorang,
mengobrol begitu banyak, menceritakan apa saja, tapi itu di dunia maya. Ketika pembicaraan
bukan pakai bibir dan lidah melainkan gerakan lincah jari-jari dari kedua
tangan. Pertemuan terjadi, duduk bersama, bahkan untukku menyapa orang pun aku
kesulitan. Semuanya terdiam, ada tapi tak bersuara. Ada suara tapi seakan tidak
ada orangnya. Bahkan yang terjadi aku hanya bisa tertunduk lesu. Serasa dua
orang yang saling belum kenal.
Di
saat seperti itulah, aku kesepian.
Kalau
masalah ini gara-gara aku gagap bicara, tolong ajari aku bicara.
Atau
kalau kau tahu bagaimana menyelesainkan, tolong beritahu aku bagaimana caranya.
Karena
rasa sepi itu begitu menyakitkan.
0 komentar:
Posting Komentar