Rabu, 12 Oktober 2016

Kita Saling Kenal, Kan?



                Pernahkah kau bertanya pada seseorang yang kau kenal namun kau tidak memperoleh jawaban? Bukan tentang jawaban benar atau salah, tapi kosong saja, tak ada yang mau berbicara. Kau bertanya pada banyak orang tapi yang ada hanya udara senyap, hening yang kau rasa? Atau pernahkah kau melihat kawanmu sedang bertanya kepada kawanmu yang lain namun yang ditanya justru tidak berkata apa-apa. Ia mendengar tapi ia tidak berbicara. Ia bisa berbicara tapi lebih memilih untuk mengatupkan kedua belah bibirnya.

                Baik kau yang bertanya ataupun kau yang melihat seseorang bertanya, apa yang akan kau rasakan?

                Aku punya sebuah kelompok, namanya forum lingkar pena. Beberapa orang berinisiatif untuk membuat sebuah grup media sosial beranggotakan seluruh pengurus forum tersebut. Sebuah alternatif untuk bisa berkomunikasi meskipun tidak tatap muka. Namun aku mempunyai masalah dengan grup ini. Bukan masalah serius, hanya masalah pribadi yang mungkin saja menurut anggota grup lain adalah hal yang remeh temeh.

                Masalahku adalah ketika sebuah tanya menggantung saja di langit-langit layar, ia tidak mendapat jawaban tidak pula tanggapan. Entah siapapun yang bertanya. Penghuninya belajar untuk enggan sedikit menggerakan jemarinya menekan huruf-huruf di layar.  Penghuni lain hanya diam  saja. Membisu.

                Aku ingin bertanya padamu? Kita saling mengenal kan? Kita saling tahu nama, saling tahu rupa, pernah berjumpa, pernah pula duduk bersama membahas suatu cerita.  Kita benar-benar saling kenal kan?

                Aku akan sangat memaklumi jika sebuah grup begitu hening dan orang yang muncul itu-itu saja jika jumlah anggotanya mencapai angka ratusan, jika kita tidak tahu siapa yang berbicara, tidak kenal satu sama lain kecuali hanya beberapa orang lain, aku akan sangat memaklumi sekali karena kita tidak saling kenal, atau setidaknya lebih banyak yang tidak kita kenal.

                Tapi forum lingkar pena ini bukankah kita saling menenal satu sama lain? Semuanya kita kenal? Maka jujur saja jadi merasa sedih ketika kita benar-benar telah mengabaikan orang-orang yang kita kenal. Ketika kita memilih membisu saja akan sebuah pertanyaan. Ketika kita tidak lagi peduli barangkali pertanyaan tersebut begitu berarti bagi si penanya untuk mendapatkan jawabannya segera, atau untuk sekadar mendapat masukan.

                Atau ketika seseorang menyampaikan tentang tarian tuts, atau info lain, respon grup begitu hening. Seolah-olah orang yang menginfokan tersebut sedang berbicara dengan sarang laba-laba. Tapi apa memang hanya perasaanku saja, grup ini banyak orang tapi dipenuhi dengan banyak sarang laba-laba?

                Sungguh, kita saling kenal kan?
                Atau jangan-jangan hanya perasaanku saja kalau kita saling kenal, padahal sejatinya tidak.
                Kita tidak saling kenal makanya kita saling mendiamkan.
               
               




3 komentar: