Pernahkah kau
bertanya pada seseorang yang kau kenal namun kau tidak memperoleh jawaban?
Bukan tentang jawaban benar atau salah, tapi kosong saja, tak ada yang mau
berbicara. Kau bertanya pada banyak orang tapi yang ada hanya udara senyap,
hening yang kau rasa? Atau pernahkah kau melihat kawanmu sedang bertanya kepada
kawanmu yang lain namun yang ditanya justru tidak berkata apa-apa. Ia mendengar
tapi ia tidak berbicara. Ia bisa berbicara tapi lebih memilih untuk mengatupkan
kedua belah bibirnya.
Baik kau yang
bertanya ataupun kau yang melihat seseorang bertanya, apa yang akan kau
rasakan?
Aku punya sebuah
kelompok, namanya forum lingkar pena. Beberapa orang berinisiatif untuk membuat
sebuah grup media sosial beranggotakan seluruh pengurus forum tersebut. Sebuah
alternatif untuk bisa berkomunikasi meskipun tidak tatap muka. Namun aku
mempunyai masalah dengan grup ini. Bukan masalah serius, hanya masalah pribadi
yang mungkin saja menurut anggota grup lain adalah hal yang remeh temeh.
Masalahku adalah
ketika sebuah tanya menggantung saja di langit-langit layar, ia tidak mendapat
jawaban tidak pula tanggapan. Entah siapapun yang bertanya. Penghuninya belajar
untuk enggan sedikit menggerakan jemarinya menekan huruf-huruf di layar. Penghuni lain hanya diam saja. Membisu.
Aku ingin bertanya
padamu? Kita saling mengenal kan? Kita saling tahu nama, saling tahu rupa,
pernah berjumpa, pernah pula duduk bersama membahas suatu cerita. Kita benar-benar saling kenal kan?
Aku akan sangat memaklumi
jika sebuah grup begitu hening dan orang yang muncul itu-itu saja jika jumlah
anggotanya mencapai angka ratusan, jika kita tidak tahu siapa yang berbicara,
tidak kenal satu sama lain kecuali hanya beberapa orang lain, aku akan sangat
memaklumi sekali karena kita tidak saling kenal, atau setidaknya lebih banyak
yang tidak kita kenal.
Tapi forum lingkar
pena ini bukankah kita saling menenal satu sama lain? Semuanya kita kenal? Maka
jujur saja jadi merasa sedih ketika kita benar-benar telah mengabaikan
orang-orang yang kita kenal. Ketika kita memilih membisu saja akan sebuah
pertanyaan. Ketika kita tidak lagi peduli barangkali pertanyaan tersebut begitu
berarti bagi si penanya untuk mendapatkan jawabannya segera, atau untuk sekadar
mendapat masukan.
Atau ketika
seseorang menyampaikan tentang tarian tuts, atau info lain, respon grup begitu
hening. Seolah-olah orang yang menginfokan tersebut sedang berbicara dengan
sarang laba-laba. Tapi apa memang hanya perasaanku saja, grup ini banyak orang
tapi dipenuhi dengan banyak sarang laba-laba?
Sungguh, kita
saling kenal kan?
Atau jangan-jangan
hanya perasaanku saja kalau kita saling kenal, padahal sejatinya tidak.
Kita tidak saling
kenal makanya kita saling mendiamkan.
Kerenn kak 😭
BalasHapusIjin copas ya kak. Saya rubah sedikit..
BalasHapussumonggo :)
Hapus