“Bom, kau besok
datang ke kuliah umum dosen piter tidak?”
“Hmmm… kayake tidak
deh.”
“Kenapa emang?
Sibuk? Kuliah umum bersifat wajib lho ya. Kau tahu kan dosen Piter agak killer
kalau tahu mahasiswanya ada yang bolos kuliah umum ini? Bisa-bisa dapat nilai E
lho kamu ntar.”
“Hmm… iya juga si.
Tapi coba pikir deh, kelas kita jumlah mahasiswanya aja ada seratus orang,
hilang satu dua kepala seperti punya kita ini juga nggak bakalan keliatan kok.
Ya kan?”
“Hmm… benar juga
apa katamu, kalau Cuma kita saja yang nggak datang, nggak bakal keliatan dan
ketahuan.”
Bom dan Jon
melanjutkan kembali santap lahap mereka di warung dekat kosan.
***
Dosen Piter telah
mempersiapkan file presentasi untuk kuliah pagi ini semalaman. Ia telah membuat
materi sebaik mungkin sampai hanya tidur dua jam. Baginya, materi tentang
etika, nilai dan kejujuran begitu penting untuk disampaikan kepada mahasiswanya
agar kelak hal tersebut membekas di hati mereka. Mengetahui dunia paska
perkuliahan bisa menjadi hal tak ternilai yang bisa disampaikan.
“Ahh, pasti ramai
kelasku ini karena aku sudah memberikan undangan dan pengumuman satu-satu
kepada para mahasiswaku. Di bagian bawah pengumuman juga sudah kutuliskan bahwa
kuliah umum kali ini begitu penting.”
Dosen Piter telah
masuk ke lobbi jurusan, bergegas menuju ruang kelas karena merasa tidak mau
terlambat. Ia tidak ingin para mahasiswanya harus menunggu dirinya terlalu
lama.
“Krek!” bunyi gagang pintu yang diputar
Dosen Piter.
“Selamat pagi se…”
kalimat tersebut tertahan karena ruangan kelas tak berisi satupun manusia di
dalamnya kecuali dirinya. Bangku-bangku tak bertuan. Tidak ada satupun
mahasiswa yang datang ke kelas.
Semua mahasiwa
berpikiran sama dengan apa yang Bom dan Jon pikirkan.
“Pasti tidak akan
ketahuan kalau cuman saya yang tidak datang.”
***
0 komentar:
Posting Komentar