Senin, 17 Oktober 2016

Kuliah Umum Kosong



                “Bom, kau besok datang ke kuliah umum dosen piter tidak?”
                “Hmmm… kayake tidak deh.”

                “Kenapa emang? Sibuk? Kuliah umum bersifat wajib lho ya. Kau tahu kan dosen Piter agak killer kalau tahu mahasiswanya ada yang bolos kuliah umum ini? Bisa-bisa dapat nilai E lho kamu ntar.”

                “Hmm… iya juga si. Tapi coba pikir deh, kelas kita jumlah mahasiswanya aja ada seratus orang, hilang satu dua kepala seperti punya kita ini juga nggak bakalan keliatan kok. Ya kan?”

                “Hmm… benar juga apa katamu, kalau Cuma kita saja yang nggak datang, nggak bakal keliatan dan ketahuan.”

                Bom dan Jon melanjutkan kembali santap lahap mereka di warung dekat kosan.
***

                Dosen Piter telah mempersiapkan file presentasi untuk kuliah pagi ini semalaman. Ia telah membuat materi sebaik mungkin sampai hanya tidur dua jam. Baginya, materi tentang etika, nilai dan kejujuran begitu penting untuk disampaikan kepada mahasiswanya agar kelak hal tersebut membekas di hati mereka. Mengetahui dunia paska perkuliahan bisa menjadi hal tak ternilai yang bisa disampaikan.

                “Ahh, pasti ramai kelasku ini karena aku sudah memberikan undangan dan pengumuman satu-satu kepada para mahasiswaku. Di bagian bawah pengumuman juga sudah kutuliskan bahwa kuliah umum kali ini begitu penting.”

                Dosen Piter telah masuk ke lobbi jurusan, bergegas menuju ruang kelas karena merasa tidak mau terlambat. Ia tidak ingin para mahasiswanya harus menunggu dirinya terlalu lama.

                “Krek!” bunyi gagang pintu yang diputar Dosen Piter.

                “Selamat pagi se…” kalimat tersebut tertahan karena ruangan kelas tak berisi satupun manusia di dalamnya kecuali dirinya. Bangku-bangku tak bertuan. Tidak ada satupun mahasiswa yang datang ke kelas.

                Semua mahasiwa berpikiran sama dengan apa yang Bom dan Jon pikirkan.
                “Pasti tidak akan ketahuan kalau cuman saya yang tidak datang.”
***
                               

               



0 komentar:

Posting Komentar