Afiq namanya, seorang anak
kecil yang kutemui di sebuah bangunan kotak. Sebuah ruangan penuh dengan mainan
dan poster-poster penuh gambar. TK Kartini Citasari. Mengapa aku kali ini
menceritakan dia? Karena dia anak yang spesial. Semua anak memang spesial. Termasuk
anak kecil yang sekarang ku sapa dengan afiq ini.
Secara keseluruhan dia
tampak seperti kebanyakan anak normal pada umumnya. Kecuali satu hal, kedua
kaki yang ia gunakan untuk berjalan tidak berbentuk normal. Semua badan
bergoyang ketika dia berjalan, tidak jarang juga ia terjatuh ketika
melangkahkan kedua kakinya. Dalam posisi seperti itu, aku pun berpikir butuh
effort yang besar meski hanya untuk menjaga keseimbangan. Kau bisa mengulurkan
tangan kepadanya jika ingin menawarkan bantuan. Maksudku benar-benar
mengulurkan tangan sebagai pegangan dia berjalan.
Kau tahu meskipun ia
beberapa kali terjatuh, aku melihat senyum dan tawa bahagianya. Tadi saja
ketika dia terjatuh, aku membopongnya dan barang satu dua detik kemudian dia
menawarkan untuk “toss” tangan.
Aku mempersilakan dia duduk
agar tidak kecapean. Namun, karena saking aktif dirinya, kursi yang ia duduki
bergeser dan dia terjerembab. Apakah sakit? Pasti. Apakah dia menangis? Sama
sekali tidak. Ia lagi-lagi mengangkat tangannya, toss dan segera untuk
tersenyum bahagia. Duduk tenang menyantap mie goring di depannya.
Ya, Allah. Irkham ini bahkan
mungkin tak pernah mensyukuri bisa berjalan normal. Mungkin karena terlalu
seringnya Kau menghadiahkan hamba kemudahan untuk bisa melangkahkan kaki dengan
mudah, sehingga hamba lupa bahwa kedua kaki ini merupakan anugerah yang sangat
berharga yang telah kau hadiahkan kepadaku.
Dan tak sadar bahwa ditiap
hembus nafas ada karunia dan rasa kasih-Mu, ampunilah diriku.
Semoga Engkau selalu menjaga
Afiq, semoga anak itu selalu kuat menghadapi kehidupan dan jadikanlah dirinya
seorang yang selalu mengingatmu.
Afif terjatuh dan dia bangun
dengan bahagia, namun apakah kau yang punya fisik lengkap justru jatuh dan
terpuruk?
0 komentar:
Posting Komentar