Selasa, 07 April 2015

Aku Putih


Suatu hari, Putih yang dikenal karena kebaikan dan kesuciannya memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran atas anjuran Sang guru.


“Pergilah berkelana Put, maka kau akan belajar banyak tentang kehidupan. Temuilah warna lain di ujung dunia sana maka kau akan tahu tentang kebaikan” Sebuah tulisan sederhana di atas kertas berukuran 20 x 10cm yang dititipkan oleh sang Guru.

“Pelajaran seperti apa yang akan aku dapat ya?” pikir Putih dalam hatinya sambil senyam senyum kegirangan.

Ahh, senyum yang putih tampakkan sekarang sungguh tidak jauh berbeda dengan senyum muda mudi yang sedang dirundung asmara. Membayangkan akan bertemu dengan warna-warna lain yang baik dan berilmu selalu membuat dirinya jatuh cinta.

Akhirnya setelah perjalanan yang panjang dan mengarungi medan yang berat, putih pun tiba di daerah yang dimaksudkan oleh sang Guru. Di tempat tersebut tinggallah beberapa warna lain. Merah, si Jingga, si Hijau, si Kuning, si Biru, si Nila dan si Ungu.

Dan engkau tahu kawan, Putri sungguh tercengang.  Apa yang ia lihat sungguh tidak sesuai yang ada di benaknya. Yang sekarang ia lihat justru sebaliknya. si Merah senang sekali marah marah. Jingga, Hijau dan Ungu sangat gemar berjudi. Dan segala tabiat tabiat buruk dari warna lainnya. Sebetulnya si Putih enggan bermukim di tempat tersebut. Akan tetapi, demi menghormati perintah Guru akhirnya keengganan tersebut ia tanggalkan.

“Ahh tidak apa apa lah seperti ini, aku hanya perlu jauh jauh dari mereka, aku hanya perlu menjaga agar hatiku tetap bening dan perilaku tetap baik” gumam putih sembari istirahat sejenak setelah perjalanan panjang.

Dan putih lagi lagi salah. Setelah 1 bulan berselang, anggapannya bahwa ia akan baik-baik saja jika terus berbuat baik sendirian ternyata meleset. Bagai rekaman radio rusak yang diputar berulang-ulang, suara si Merah yang sedang marah selalu ia dengar tiap pagi. Membuat putih mulai senang marah-marah pula.

Semula ia mencoba menjauhi judi, tapi sekarang justru dia lah ahlinya. Dimana ada taruhan, pasti putih lah yang pertama kali mengajak teman-teman warna lain untuk mengadu peruntungan uang mereka.

Putih sekarang tidak lagi putih, ia mulai tenggelam dalam warna-warna lain di sekelilingnya.

***

Tak sengaja kertas yang sekarang menjadi lusuh itu muncul kembali. Kertas bertuliskan pesan dari sang Guru.

“Pergilah berkelana put, maka kau akan belajar banyak tentang kehidupan. Temuilah warna lain di ujung dunia sana maka kau akan tahu tentang kebaikan”

Tak terasa cairan hangat dari pelupuk mengalir deras melewati pipinya. ia sadar telah lupa tujuan mengapa dulu ia bisa tiba di tempatnya sekarang. Dalam relung hati yang paling dalam, ia menyesal. Noda-noda dalam dirinya ia bersihkan hingga bersihlah ia seperti saat pertama kali dia datang. Dengan segala upaya maksimal Ketujuh warna yang lain ia arahkan dengan  halus nan sabar, hingga akhirnya mereka berbaur satu sama lain, bergerak bersama-bersama dalam kebaikan.

Tak terasa cairan hangat itu kembali menetes untuk kedua kalinya melewati pipinya, Ia melihat sesuatu yang selama ini belum ia lihat. Gerakan bersama sama yang dilakukan warna-warna lain berubah menjadi warna putih yang indah, lebih bersih dari si putih itu sendiri.

Merah tak lagi suka marah-marah. Tabiatnya yang senang bicara sekarang menjadikan dia sebagai orator ulung yang mampu. Menggerakkan warna lain untuk menyampaikan kebaikan pula.

Kuning tidak lagi menjadi sosok yang selalu termenung menangisi kesedihan. Sifat lembutnya sekarang bisa tersalurkan melalui kertas kosong yang akan ia tuliskan kisah-kisah luar biasa dari tangan mungilnya. Menjadikan kuning dikenal sebagai penulis produktif dan selalu menginspirasi siapapun yang membacanya.

Hijau, Jingga dan Ungu ketiganya sekarang membuka usaha klinik. Mengobati mereka yang sakit. Membebaskan biaya bagi mereka yang datang namun tidak mampu membayar. Dan begitu pula dengan warna-warna lain.

Putih tertunduk di atas tanah sambil menangis bahagia Di nhatinya serasa ada kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa ia gambarkan. Kepuasan batin melihat warna lain berbuat kebaikan bersama sama.

“Terima Kasih wahai guru telah menganjurkan Putih untuk berkunjung ke tempat ini” begitulah kalimat yang sempat terucam di sela sela isak tangis bahagianya.

“Bahwa Putih selalu punya pilihan, apakah Putih akan diam saja, hanyut diantara warna-warna lain dan ternoda atau memilih untuk bergerak dan menggerakkan mereka hingga warna dirinya mewarnai kehidupan warna lain”

***
#Cerita Kedua dari Serial Warna

Gambar:
disney.wikia.com
novafriend.blogspot.com



0 komentar:

Posting Komentar