Jumat, 10 April 2015

Aku Penjaga Gawang

Semua pemain telah masuk ke lapangan, ditemani cahaya lampu terang untuk membantu penglihatan di malam hari. Aku ingat, terdepat sebuah papan nama bertuliskan centro futsal kala aku masuk tadi.

Aku Ihrom, seorang penjaga gawang dadakan di pertandingan malam ini. Apakah aku di lapangan sendirian? Tentu tidak, butuh minimal 10 pemain untuk melangsungkan duel kedua tim di rumput sintesis hijau. Disana, berdiri Jihad, Bagus, Akbar dan beberapa orang lagi. Tentunya pihak lawan juga memiliki penjaga gawang, Radin namanya.

Kolaborasi dan kerjasama yang apik antara Jihad dan Bagus mampu untuk memborbardir pertahanan lawan. Namun, gawang lawan dijaga dengan rapi oleh Radin, kiper terbaik malam ini. Maka jadilah dia menepis, menyergap dan memburu bola agar tidak sampai jala gawang di belakangnya bergetar. Padahal kalau boleh jujur, perawakan kiper musuh biasa-biasa saja. Tak begitu ‘berisi’ malah.

“Mungkin gawang mereka di jaga oleh malaikat sejarah yang tak kasat mata?” batinku terkekeh-kekeh.

Sekarang bola menuju ke gawang kami, membuyarkan lamunan tentang kiper lawan. Tanpa kesulitan yang berarti mereka menjebol gawang yang aku jaga.

Kami kalah.
***
Siapakah man ot the match?
Aku yang melihat banyak penyelamatan oleh tangan dingin Radin merasa heran, terpesona dan tak mampu lagi menahan tanya.

“Din, gimana si caranya bisa jadi kiper hebat macam kau?” tanyaku.

“Heh? Banyak kebobolan bro.”

“Apa? Banyak kebobolan?” Aku kira dia menjawab sekenanya saja. Tapi ternyata aku salah.

“Kiper yang hebat lahir dari banyak kebobolan.”

Sungguh jawaban yang tidak bisa kupahami, aku pikir dia akan menjawab minum telur putih, sering makan wortel biar penglihatannya jeli. Atau push up, loncat loncat dan jawaban-jawaban lain yang menurutku lebih masuk akal. Kemudian Radin mulai berbicara lagi.

“Bayangkan saja jika kiper-kiper kelas dunia sekelas De Gea, Casilas, Van der Sar dan banyak kiper-kiper lainnya termasuk Hardi sedikit sekali atau bahkan tidak pernah kebobolan? Mungin mereka tidak akan menjadi seprofesional yang hari ini Ihrom lihat.

“Bayangkan saja ketika mereka kebobolan kemudian langsung memutuskan untuk menghentikan ‘kebobolan’ mereka (baca-menyerah). Pasti tidak akan lagi kita melihat tepisan dan penyelematan gemilang di bawah tiang gawang.

““UNTUK MENJADI KIPER YANG HEBAR, BANYAK LAH KEBOBOLAN”



*Futsal NAKULA *Gambar : www.gabitos.com

0 komentar:

Posting Komentar