Semua
pemain telah masuk ke lapangan, ditemani cahaya lampu terang untuk membantu
penglihatan di malam hari. Aku ingat, terdepat sebuah papan nama bertuliskan
centro futsal kala aku masuk tadi.
Aku
Ihrom, seorang penjaga gawang dadakan di pertandingan malam ini. Apakah aku di lapangan
sendirian? Tentu tidak, butuh minimal 10 pemain untuk melangsungkan duel kedua
tim di rumput sintesis hijau. Disana, berdiri Jihad, Bagus, Akbar dan beberapa
orang lagi. Tentunya pihak lawan juga memiliki penjaga gawang, Radin namanya.
Kolaborasi
dan kerjasama yang apik antara Jihad
dan Bagus mampu untuk memborbardir pertahanan lawan. Namun, gawang lawan dijaga
dengan rapi oleh Radin, kiper terbaik malam ini. Maka jadilah dia
menepis, menyergap dan memburu bola agar tidak sampai jala gawang di
belakangnya bergetar. Padahal kalau boleh jujur, perawakan kiper musuh
biasa-biasa saja. Tak begitu ‘berisi’ malah.
“Mungkin
gawang mereka di jaga oleh malaikat sejarah yang tak kasat mata?” batinku
terkekeh-kekeh.
Sekarang
bola menuju ke gawang kami, membuyarkan lamunan tentang kiper lawan. Tanpa
kesulitan yang berarti mereka menjebol gawang yang aku jaga.
Kami
kalah.
***
Siapakah
man ot the match?
Aku
yang melihat banyak penyelamatan oleh tangan dingin Radin merasa heran,
terpesona dan tak mampu lagi menahan tanya.
“Din,
gimana si caranya bisa jadi kiper hebat macam kau?” tanyaku.
“Heh?
Banyak kebobolan bro.”
“Apa?
Banyak kebobolan?” Aku kira dia menjawab sekenanya saja. Tapi ternyata aku
salah.
“Kiper
yang hebat lahir dari banyak kebobolan.”
Sungguh
jawaban yang tidak bisa kupahami, aku pikir
dia akan menjawab minum telur putih, sering makan wortel biar penglihatannya
jeli. Atau push up, loncat loncat dan
jawaban-jawaban lain yang menurutku lebih masuk akal. Kemudian Radin mulai
berbicara lagi.
“Bayangkan
saja jika kiper-kiper kelas dunia sekelas De Gea, Casilas, Van der Sar dan
banyak kiper-kiper lainnya termasuk Hardi sedikit sekali atau bahkan tidak
pernah kebobolan? Mungin mereka tidak akan menjadi seprofesional yang hari ini
Ihrom lihat.
“Bayangkan
saja ketika mereka kebobolan kemudian langsung memutuskan untuk menghentikan
‘kebobolan’ mereka (baca-menyerah). Pasti tidak akan lagi kita melihat tepisan
dan penyelematan gemilang di bawah tiang gawang.
““UNTUK
MENJADI KIPER YANG HEBAR, BANYAK LAH KEBOBOLAN”
*Futsal NAKULA *Gambar :
*Futsal NAKULA *Gambar :
0 komentar:
Posting Komentar