Senin, 11 Oktober 2021

Apa Adanya Diriku


Apa artinya menjadi diri sendiri itu?

Apakah sesuatu yang sangat membedakan diri kita dengan orang lain? Sesuatu yang sangat menggambarkan diri kita, ciri khas atau sebuah karakter yang spesial?

Apa artinya menjadi diri sendiri itu?

Saat kecil aku tidak memikirkannya sama sekali, aku akan tertawa kalau itu lucu, aku akan bilang tidak suka ketika tidak suka, dan aku akan bilang menyukainya ketika aku menyukainya.

Apa artinya menjadi diri sendiri itu?

Kenapa pertanyaan ini sekarang menjadi sesuatu yang sangat penting bagiku? Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari saat kecil? Apa aku hanya sedang ikut-ikutan menganggapnya penting karena semua orang bilang itu adalah hal penting? Atau apa?

Kalau saja ada suatu hari dimana aku harus berdiri di depan sebuah panggung untuk memperkenalkan diri sendiri dengan tema apa adanya diriku. Aku mungkin akan kebingungan. Mungkin saja aku akan merasa panik, cemas, gagap dan segala masalah komunikasi lain, tapi aku membayangkan bahwa diriku hanya bisa terdiam karena aku tidak tahu diriku sendiri. Aku tidak apa adanya diriku itu seperti apa?

Apa adanya diriku itu orang yang bagaimana?

Suatu waktu aku bersemangat melakukan sesuatu, suatu yang lain aku hanya membaringkan kepala di atas bantal dan bermalas-malasan. Aku pekerja keras atau seorang pemalas? Seperti kedua-duanya, jadi aku tidak tahu diriku yang sebenar-benarnya diriku itu yang mana.

Aku berbicara tentang apa saja, ketawa, kadang guyon dengan celetukan nyinyir, kadang orang tertawa, kadang garing sampai dibilang, ngomong apa sih kamu? Tapi aku juga bisa diam begitu saja, tanpa suara. Tidak mood mengeluarkan kata-kata, orang melihatku katanya sepertinya aku sedang banyak pikiran. Padahal tidak ada jeda lima menit yang terlewat, dari tertawa bisa menjadi tertawannya suara. Jadi aku seorang yang cerewet ataukah pendiam? Seperti kedua-duanya, jadi aku tidak tahu diriku yang sebenar-benarnya diriku itu yang mana.

Orang juga bilang bahwa diriku terlihat seperti tidak punya masalah sama sekali yang dipikirkan, terutama ketika masa-masa kuliah, tapi di waktu yang sama juga, orang bilang aku seperti sedang tertekan? Lalu aku yang mana?

Aku sempat mengira diriku adalah orang yang penyabar, tapi bukannya tidak jarang aku hanya terdiam karena merasa ngambek hanya dengan kata-kata? Aku merasa diriku adalah pribadi yang terbuka akan masukan, tapi ketika sebuah nasehat ditujukan kepada diriku langsung dimana aku dibilang pribadi yang terlalu pasif dan sangat kurang inisiatif (aku sendiri berpikir barangkali ini benar) tapi seketika seperti membuat moodku berbicara langsung hilang seketika. Padahal di depanku ada es matcha yang kusuka, tapi tidak ada lagi rasa di lidah. Manis nya matcha tidak mampu mengobati moodku yang jadi terlalu banyak berpikir, bagaimana kalau aku tua sendirian?

Ketika sebuah kata-kata terasa benar, aku terdiam, aku ingin masuk goa, aku ingin memikirkannya, atau terpaksa memikirkannya saat itu juga. Saat berpikir sesuatu yang sangat mendalam, aku mengunci mulutku. Aku berpikirnya lama. Kadang pikirannya bahkan membuat hariku mendung padahal matahari bersinar terik di atas langit sana.

Aku merasa sepeduli itu, tapi di waktu yang tidak jauh berbeda, aku bisa secuek itu.

Aku merasa hidup haruslah luar biasa, di saat yang sama aku memikirkan apakah itu sebuah dosa kalau hidup biasa-biasa saja?

Bahkan ketika tulisan ini kuutarakan, aku sedang tidak tahu apakah yang kutuliskan ini adalah bentuk dari kejujuran, atau hanya sekedar kebohongan.

Seabsurd itu.

Setidaktahunya aku tentang apa adanya diriku itu seperti apa.

Aku itu siapa?

Sifat apa yang kau suka?

0 komentar:

Posting Komentar