#2 – Kukira Sahur itu Berpengaruh Banyak
8 Juni 2016
Kukira sahur itu berpengaruh banyak
untuk ‘ketahanan’ puasa di siang harinya. Secara logika memang begitu bukan?
Karena ketika pagi hari sebelum shubuh perut sudah terisi dengan makanan dan
minuman terlebih dahulu. Makanya aku merasa agak menyesal ketika di malam hari
sudah membeli nasi orak-arik dan paginya bangun di kala shubuh berkumandang.
Satu, menyesal karena aku tidak
sahur dan mengira siangnya pasti lemes. Dua, karena sudah pasti nasi orak-arik
yang telah kupersiapkan tidak termakan. Entah olehku maupun teman asramaku. Terbuang
begitu saja.
Dan ternyata benar, siangku badanku
lemas. Bahkan hanya bisa terbaring saja di kasur kamar. Bangun nggak enak,
pundak terasa berat. Sekali duduk, badan serasa ada yang nekan dari atas.
Makanya aku berbaring lagi, tertidur lagi (duh alasan).
Tapi setelah dipikir-pikir kembali,
semua itu karena flu dan bersin (di tempatku nyebutnya wahin) berulang kali yang
membuatku seperti itu. Bukan gegara tidak sahur.
Toh kalau aku masih bersikeras itu
karena nggak sahur, pas malam pertama aku seger-seger aja. Dan pas semalem yang
sahur sesuai keinginan dan harapan, malah tidak jadi lebih seger seperti hari pertama.
Lalu karena apa dong?
Niatnya kali ya….
Duh.
0 komentar:
Posting Komentar