Sabtu, 26 November 2016

Buku yang Bertanya



                Tangan kanan terasa berat, otak juga sudah tidak mampu berfikir dengan normal. Bermain dua kali badminton dengan rubber set semua membuat nafas tersengal-sengal. Sadar sudah tidak bisa bermain lagi, siang itu aku memutuskan untuk pulang duluan sambil rebahan di kamar.

                “Bruk” badan langsung ambruk di atas bantal, dengan kipas angin menyala setidaknya bisa mengurangi gerah akibat gerah dan panasnya matahari jogja. Dalam rebahan itu, kupandangi deretan buku-buku di rak kamarku. Aku amati mereka satu per satu, tiap-tiap judul. Antara posisi sadar dan sudah terlelap dalam tidur, buku-buku itu seolah bertanya kepadaku.

                “Mau kau apakan diriku?”

                “Maksudmu?” tanyaku tidak mengerti. Buku yang bisa berbicara saja sudah membuatku terheran-heran, dan kini buku itu justru bertanya kepadaku mau kuapakan mereka.

                “Kau mau jadi makhluk seperti apa, apa yang sebenarnya kau inginkan dari kami yang berderet-deret ini?”

                Aku mulai paham apa yang dia tanyakan. Mulai mengerti apa yang dimaksudkan. Buku-buku itu bertanya padaku apa yang kuinginkan dari sebuah buku. Pertanyaan yang sederhan.

                “Aku ingin membaca dirimu dan sebanyak mungkin membaca teman-temanmu.”

                Buku itu seakan menyunggingkan senyum yang manis. Aku merasa ia seolah sedang memandangiku lamat-lamat meskipun aku tak tahu bagian yang mana dari buku tersebut yang menjadi matanya. Ia menarik nafas, dan buku itu mengatakan sesuatu.

                “Mambacaku, kan? Bukan memilikiku. Kau tidak harus punya semua buku, tapi kau harus membaca semua diriku dan teman-temanku.”

                Bunyi baling kipas angin kini terdengar di telingaku. Keringat juga masih mengucur dari tubuhku yang terbaringkan. Belum cukup lama terkena angin untuk mengering. Aku lihat kembali deretan buku di sisi rak buku kamarku. Mereka diam saja.

                “Jadi siapa yang tadi berbicara kepadaku?”

Yogyakarta, November 2016



0 komentar:

Posting Komentar