Pernah baca cerita romeo dan juliet?
Pasti pernah lah ya, cerita yang menceritakan
tentang kesetiaan antara sepasang kekasih yang akhirnya berakhir dengan tragedi
meminum racun hingga mereka berdua meninggal bersama-sama.
Pada kesempatan kali
ini, saya bermaksud untuk menceritakan kisah romeo dan juliet tersebut, namun
dengan cerita yang agak berbeda.
Tersebutlah seorang
gadis belia bernama julia. 2 kali menjalani
program akselesari membuat july jauh lebih muda dibanding teman-teman SMA nya.
Tidak hanya itu, memang jika dilihat dari perawakannya, July memang lebih
nampak seperti anak kecil. Oh ya, july sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA
ANTASENA, Yogyakarta.
Rasa suka di masa remaja memang bak jamur yang tumbuh di musim hujan. Yah, July
menyukai seorang teman kelasnya, Romeo (selanjutnya akan dipanggil Romy saja
biar nggak ribet). Romy bisa dibilang memang bintangnya sekolah, selain pintar,
sederhana, santun dan elok nian rupanya. Membuat semua wanita jatuh hati
padanya.
Segala upaya telah July lakukan untuk mendapat perhatian dari si Romy, dan
semuanya gagal. Bukan karena si Romy tidak peka. Melainkan usahanya gagal
karena ulah si July sendiri. teringat jelas apa yang diutarakan teman-teman
yang syirik tentang dirinya.
“Romy tidak akan tertarik padamu, lihat dirimu, meski cantik, kau terlihat
mungil, nampak bahwa kau masih seperti bocah ingusan kemarin sore.” Dan tanpa
sadar, July mengiyakan dan menanamkan pemikiran itu ke tanah hati terdalamnya,
dan terus menerus menaburi pupuk pikiran negatif yang justru membuat dirinya
hanyut dalam rasa ketidakberdayaan.
“Andai aku orang kaya dan tubuhku seperti teman-temanku yang nampak kayak orang
dewasa, pasti Romy akan terpikat oleh pesonaku.”
Karena ini merupakan cerita fiksi, maka datanglah sesosok peri yang baik hati
menawarkan untuk mengabulkan apa yang July pinta tadi.
“Cling.... cling.... cling....”
Tampak di depan cermin sesosok gadis yang amat cantik, anggun, badannya lebih
tinggi dan begitu banyak daya tarik yang terpancar dari pesonanya.
Seisi sekolah gempar melihat perubahan mendadak yang dialami July, “Lihatlah si
July itu, sekarang dia berangkat naik mobil BM* dan dia bukan lagi hamster imut
nan mungil melainkan seekor angsa yang cantik jelita”
July mengira, dengan postur tubuh yang tidak seperti anak kecil lagi, pasti
Romy akan terpikat oleh dirinya. Bel jam istirahat berbunyi, semua siswa siswa
ANTASENA pergi ke kantin meski sekedar ngobrol sembari melepas penat. Tapi....
july punya agenda lain, apalagi kalau bukan berusaha membuat Romy tertarik.
Bagai dibawa terbang lalu di hempaskan ke bumi, ternyata dugaan July salah
total, bukannya tertarik malah Romy justru terkesan menghindar ketika melihat
July. Oh boy, ada apa ini, apakah July tidak cukup cantik untuk merebut hati
Romy.
“Mungkin aku kurang cantik,” pikir July. Spontan July langsung pergi ke kamar
mandi guna menemui ibu peri untuk menambah kecantikannya kini.
“Ibu peri, buat aku lebih cantik dan lebih kaya dari ini, agar Romy terpikat
padaku.” Siapa sangka, Bukannya malah mengabulkan apa yang July pinta, si Ibu
Peri tertawa lepas dan berubah menjadi si Peri Hitam yang sering digambarkan
membawa tongkat sapu dan berwajah keriput.
“Dasar Bodoh!” Ibu peri jahat tadi memulai pembicaraan.
“Bodoh?”
“Ya, Semua orang itu bodoh. Semua orang berfikir semuanya bisa diselesaikan
dengan merubah penampilan luar. Apa mungkin hal tersebut semudah itu?. Dan
juga, jika mereka menyadari pemikiran pendeknya, aku akan kehilangan orang yang
bisa aku tipu.”
“Apa yang kamu katakan ibu peri?” July bertanya sambil menatap kaget.
“Ekspresi yang bagus July. Kamu mempunyai banyak emosi negatif yang ada di
dalam dirimu.”
“Apa yang kau katakan, Peri yang aku kenal adalah peri yang baik hati dan
penyayang.”
“Dasar bodoh, yang ku lakukan itu bukanlah suatu kebaikan. Aku adalah seorang
monster yang memberikan emosi negatif. Dan saat ini kau mempunyai emosi negatif
yang ada di dalam dirimu. Dan oleh karena itu, aku merubahmu menjadi dewasa.
Bahkan jika kau sudah menjadi tampak seperti orang dewasa dan merubah
penampilan pun tidak akan ada yang berubah dari dirimu. Dan ketika kau menyadarinya,
ketakutan dan kepanikanmu menjadi makanan lezat bagiku.”
July pun akhirnya tidak sadarkan diri. Beruntung disaat yang tepat, datang
teman-teman baiknya yang berhasil mengusir peri jahat tersebut dengan senjata
aroma bawang putih yang menyengat.
Dalam keadaan pingsan, July berpikir
“Jika tubuhku menjadi dewasa dan lebih kaya, aku pikir semuanya akan berjalan
dengan baik. Aku pikir hanya tubuhku yang kecil, pikiran dan hati selalu sama
seperti yang lain. Itu yang aku pikirkan. Jika tubuhku lebih besar, aku bisa
menjadi dewasa. Tapi karena aku berfikir demikianlah, membuktikan kalau aku
masih anak kecil. Aku hanya keras kepala dan arogan, tanpa mengerti apapun.
Keesokan harinya, baik postur dan segalanya yang dulu berubah mendadak dari
July kini kembali seperti semula. July si mungil nan imut.
“Sayang sekali ya, Kau tidak lagi bisa menjadi dewasa seperti kemarin.” Celetuk
Raisa si teman July.
“Tidak apa-apa seperti ini!”
Raisa heran mendengar jawaban itu, tidak biasa-biasanya July seperti itu.
“Itu karena akan membutuhkan waktu agar hati bisa menyesuaikannya. Walaupun aku
tidak cocok dengan Romy sekarang. Agar Romy bisa menerimaku suatu hari nanti.
Aku akan terus belajar menjadi dewasa di dalam hatiku. Oleh karena itu......”
Kalimat tersebut tidak diucapkan July, melainkan menjadi sebuah bisikan hati
yang akan selalu ia ingat di tiap waktu.
Dengan wajah cerah, sembari menarik-narik kaus olahraga Romy dari belakang,
persis seperti apa yang dilakukan anak kecil dikala minta untuk dibelikkan
permen. July mengucapkan sesuatu....
“Oleh karena itu.... Tunggu aku ya, Romy”
Romy hanya tersipu malu melihat rona muka July yang memang tidak seperti
biasanya, terlihat lebih dewasa.
Sore itu, cahaya dari matahari senja sempurna sudah memudarkan pipi Romy yang
memerah.
.end
Oh ya, masalah yang Romy menghindar tadi dari semua perempuam termasuk dari
July yang cantik bukannya Romy anak sombong dan segala sifat buruk lainnya ya.
Ia melakukan itu lebih karena ia ingin menjaga pandangan dan memperdalam
keyakinannya. “Akan ada bidadari yang menjemputnya nanti bila ia terus
memperbaiki dan menjaga diri, dan bisa jadi, bidadari itu adalah July.”
Keep Fighting!