Kamis, 23 Februari 2017

Tak Apa Salah



Tak apa kalau dirimu melakukan kesalahan, toh kau tidak harus selalu benar sejak dari awal.

Misalnya saja kau hendak pergi ke suatu kota, kemudian kau memesan sebuah tiket kereta jauh-jauh hari, takut kehabisan. Kau sudah mengecek rutenya dan kereta apa yang akan kau tumpangi untuk sampai ke kota tujuan. Ketemulah kereta api yang sesuai jadwal bernama Logawa.
Untuk jaga-jaga, kau mengecek pula jadwal kepulanganmu dan kau menemukan tidak ada masalah baik untuk berangkat maupun pulang. Kau klik tombol pesan, mengingatkan diri untuk memilih kursi tengan 13E (sampai kau tanyakan di grup yang duduk cuma dua kolom itu AB atau DE), booking, kemudian pergi ke atm untuk melakukan pembayaran.
Sepulang dari itu, kau mendapatkan sebuah sms bahwa tiket telah terpesan. Ketika kau membacanya kau mulai menyadari satu hal, jam keberangkatannya berbeda, harusnya 08.55 namun di  sms tertera 12.00. Siapa yang salah?
Kau baca kembali pesan sms itu dengan pelan dengan seksama. Dan ternyata tiket yang kau pesan terbalik jalurnya. Harusnya kau pesan A ke B, namun kau memesan dengan rute B ke A di hari keberangkatanmu.
Kereta yang sama, kursi yang sama, tapi jalurnya terbalik.

Tak apa kalau dirimu melakukan kesalahan, toh kau tidak harus selalu benar sejak dari awal.

Meskipun akhirnya kau harus berangkat sendiri ke stasiun untuk melakukan perubahan jadwal. Menunda waktu sarapan, menghubungi customer service dan kau sendiri melihat sendiri penjaganya menahan tawa kala tahu jalurmu terbalik.
"Oke mas, kami potong 25% ya sebagai biaya administrasi. Dan silahkan ambil tiket antrian."
Kau pencet tombol biru itu. keluarlah angka 85. Padahal kau tahu, antrian sekarang baru sampai angka 47. Butuh waktu 1 jam penantian untuk melakukan konfirmasi ulang.
"Mau dirubah ke jadwal yang mana, Mas?"
"Itu mba, tanggal sekian tujuan kesana dan kereta ini."
"Lho ini sudah cocok, Mas."
"Tidak Mba, itu tujuannya terbalik."
Akhirnya kau menambahkan beberapa rupiah dari kantung sakumu yang sudah kumal.

Tak apa kalau dirimu melakukan kesalahan, toh kau tidak harus selalu benar sejak dari awal.

Meskipun kau harus membayar lebih beberapa rupiah dan menunggu sekian waktu, sungguh Tak apa kalau dirimu melakukan salah.
Toh dalam waktu menunggumu itu kau bisa berbincang dengan seseorang bernama Firman yang baru kau kenal. Teman menunggu antrianmu juga.
Toh dalam waktu menunggumu kau bisa mengobrol tentang warung makan yang Firman jalankan di dekat kampus kesenian.
Toh dengan sebuah kesalahan, akhirnya kau mendapatkan pengalaman. Bahkan paling tidak kau sudah bisa menjadikan kesalahanmu itu sebagai bahan sebuah tulisanmu sekarang.

Sungguh, Tak apa kalau dirimu melakukan kesalahan, toh kau tidak harus selalu benar sejak dari awal.

Sebuah Stasiun, 23 Februari 2017


0 komentar:

Posting Komentar