Lingkaran
Setan
Anda
merasa cemas ketika harus menghadapi seseorang dalam kehidupan Anda. Kecemasan
tersebut membuat Anda tidak berdaya dan mulai bertanya mengapa Anda bisa begitu
cemas. Sekarang, Anda mulai cemas karena
menjadi cemas. Oh tidak! Kecemasan itu berlipat ganda! Sekarang Anda cemas
tentang kecemasan Anda, yang menyebabkan lebih
cemas. Cepat, whiskey… mana whiskey?
Anda
gampang kesal terhadap hal paling bodoh tanpa tahu alasannya. Dan fakta bahwa
Anda mudah sekali marah membuat Anda semakin sering marah. Dan kemudian, ketika
mulai reda, Anda menyadari bahwa selalu marah-marah membuat Anda menjadi
seseorang yang berpikiran dangkal dan kejam, dan anda benci akan hal itu; Anda
sangat membencinya sehingga Anda marah pada diri sendiri. Sekarang lihat diri
Anda: Anda marah pada diri Anda yang marah-marah karena mudah marah. Ah,
persetanlah! Mana dinding, rasakan tinjuku!
Atau
Anda begitu khawatir tidak bisa selalu melakukan hal dengan benar sehingga Anda
menjadi khawatir betapa besar kekhawatiran Anda. Atau Anda merasa begitu
bersalah atas setiap kesalahan yang Anda buat sehingga Anda mula merasa
bersalah tentang betapa bersalahnya Anda. Atau Anda sedih dan kesepian begitu
sering sehingga membuat Anda bahkan lebih sedih dan kesepian hanya karena
memikirkannya.
Selamat
datang di Lingkaran Setan. Anda bisa mengalaminya beberapa kali atau lebih.
Mungkin sekarang Anda sedang mengalaminya: “Tuhan, saya berada dalam Lingkaran
Setan-saya seorang pecundang karena mengalaminya. Saya harus berhenti. Oh
Tuhan, saya merasa seperti seorang pecundang karena menyebut diri saya seorang
pecundang. Saya harus berhenti memanggil diri saya seorang pecundang. Aduuh, kurang asem! Kenapa saya malah
mengucapkannya lagi! Nah, ‘kan? Saya
sungguh pecundang! Argh!